Rencana IKN Pindah, Prof. Fahmi: Pemerintah Enggak Siap Segala Hal

Mediaumat.id – Pakar Riset Sistem Informasi Spasial Prof. Dr –Ing. H. Fahmi Amhar menilai, pemerintah belum siap segala hal terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

“Saya khawatir kita seperti ini. Sebenarnya kita enggak siap dalam segala hal,” tuturnya dalam Kabar Petang: IKN Proyek Gagal? di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (22/1/2022).

Menurutnya, ketidaksiapan itu terlihat mulai dari pengesahan RUU IKN yang terkesan seperti tergesa-gesa. “Nah hari ini, kalau kita mencari RUU yang ditandatangani kemarin disahkan, enggak ketemu loh. Saya nyari-nyari sampai hari ini enggak ketemu. Saya tanya ke anggota dewan pun enggak punya mereka,” ujarnya.

“Jadi, jangan-jangan ini undang-undang tiktok. Masih diketik padahal sudah diketok. Seperti UU Omnibus Law Cipta Kerja kemarin itu sama, masalahnya banyak, sudah diketok tapi masih diperbaiki terus. Jadi kalau tanya mana naskahnya? Enggak ada itu naskahnya,” tambahnya.

Selain tidak siap, menurut Prof. Fahmi, pemerintah juga enggak berpikir tuntas. “Saya bertanya-tanya kok enggak tuntas mikirnya? Zaman Bung Karno itu pernah mengusulkan di Palangkaraya tetapi enggak jadi karena terlanjur revolusi, terlanjur ganti rezim. Zaman SBY mulai memikirkan itu, 2008-2009. Tapi SBY berhati-hati karena keputusannya berdampak sangat panjang,” ujarnya.

Ia mengatakan, meskipun pendanaan IKN sebagian dari asing, namun menurutnya, asing pun akan berpikir ulang jika propertinya enggak laku. “Kalau enggak laku kan enggak balik modal. Terus negara yang beli. Negara yang beli, dianggurin saja,” bebernya.

Menurutnya, pemerintah enggak belajar dari pengalaman. “Kita punya monorel di Jakarta, tapi sekarang jadi monumen, kalau Ahok bilang ini monumen kebodohan kita. Seperti juga Wisma Atlet di Hambalang, enggak mikir tuntas, kalau mau membangun. Di Hambalang itu airnya enggak cukup. Kalau satu dua penduduk bikin sumur mungkin cukup, tetapi kalau buat ribuan orang, saya kira enggak cukup. Nah, di Nusantara itu nanti akan mirip seperti itu. Dari sisi air itu susah. Meskipun Hashim DJojohadikusumo, adiknya Prabowo, itu mau bikin bendungan di sana. Nanti bendungannya seperti apa? Bisa enggak menjamin penduduk karena air tanah di sana itu jelek sekali,” bebernya.

“Kemudian jalan masuk kota lain ke daerah itu. Tempatnya bergunung-gunung kecil. Aman dari banjir, tapi jalan masuk ke sana enggak aman. Jadi, bisa meledak harga infrastruktur di sana. Padahal di Kalimantan itu nyari batu susah. Orang Kalimantan kalau buat bangunan itu batunya didatangkan dari Sulawesi. Jadi ongkos membangun di Kalimantan itu sangat mahal,” imbuhnya.

Menurut Prof. Fahmi, di dunia ini ibu kota negara yang berhasil itu hanya Astana di Kazakhstan. Meski begitu penduduknya juga enggak banyak. Tapi kalau memindahkan Jakarta ke Nusantara ini, ia enggak terbayang.

“Saya yakin orang-orang yang memutuskan, anggota dewan, menteri-menteri, itu kan punya rumah di Jakarta. Saya yakin mereka tetap tidak akan melepas rumahnya di Jakarta itu. Tidak akan mereka semua pindah ke sana,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: