Refleksi 2024, Makin Hari Liberalisme Makin Mendominasi

 Refleksi 2024, Makin Hari Liberalisme Makin Mendominasi

Mediaumat.info – Aktivis Dakwah Muslimah Iffah Ainur Rochmah menilai sepanjang 2024 makin hari liberalisme memang makin mendominasi.

“Makin hari liberalisme memang makin mendominasi,” ujarnya dalam Fokus Spesial: Refleksi Akhir Tahun 2024 dan Masa Depan Umat Islam, Selasa (31/12/2024) di kanal YouTube UIY Official.

Artinya, lanjut Iffah, kalau bicara dari sudut pandang Islam, keterikatan kaum Muslim terhadap syariat Islam sepanjang 2024 semakin longgar. “Kondisi perempuan, keluarga maupun generasi muda kita, anak-anak kita, ternyata makin jauh makin banyak pelanggaran-pelanggaran terhadap syariat Islam,” urainya.

Iffah pun mencontohkan, kalau sebelumnya orang masih menganggap bahwa childfree itu pilihan gaya hidup mereka yang sangat liberal. “Tapi semakin populer hari ini orang yang bicara tentang childfree adalah mereka yang pakai kerudung,” sambungnya.

Ini bukan fenomena yang menurut Iffah terjadi secara natural, secara alamiah karena perkembangan teknologi dan seterusnya. “Tapi kita juga melihat bahwa (ini terjadi) secara sistemik,” simpulnya.

Rezim yang berkuasa itu, sebutnya, memang semakin mengarahkan negeri ini termasuk akhirnya semakin besar pengaruhnya dan intensitas diri kaum perempuan, kaum Muslimah untuk semakin jauh dari syariat.

“Bagaimana tidak?” tanyanya retoris, “di 2024 ini orang pakai kerudung kemudian mengerek bendera pada peringatan 17 Agustus saja dipersoalkan.”

Tentu saja, tegas Iffah, rezim hari ini adalah rezim yang begitu sensitif bahkan bisa dikatakan alergi terhadap simbol-simbol yang kaitannya dengan syariat Islam.

Bertentangan dengan Islam

Iffah mengungkapkan, kondisi buruk yang diciptakan oleh sistem hari ini sesungguhnya adalah kondisi yang bertentangan dengan gambaran keadaan perempuan ketika Islam dipraktikkan. “Dan ini tentu berawal dari sisi negara ini dalam melihat perempuan,” sebut Iffah.

Perempuan hari ini, menurutnya, senantiasa diletakkan pada jumlah mereka yang sangat besar yang semestinya bisa berkontribusi secara ekonomi terhadap pembangunan bangsa.

“Sehingga apa pun yang dilakukan dalam kebijakan-kebijakan terkait perempuan maupun generasi senantiasa dinamakan pemberdayaan atau perlindungan (empowerment) di dalam namanya rancangan pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN),” jelasnya.

Lantas ia menilai, yang dimaksud dengan pemberdayaan dan perlindungan itu hanya bermakna pemberdayaan ekonomi dan perlindungan pun, perlindungan yang diarahkan untuk mengoptimalkan peran ekonomi perempuan. “Dan ini sangat bertentangan dengan yang digambarkan oleh Islam,” tegasnya.

Dalam kacamata Islam, paparnya, perempuan bagi sebuah bangsa dari sebuah negara mestinya adalah kehormatan yang senantiasa harus mendapatkan perlindungan karena Allah Ta’ala memang menetapkan demikian.

Dalam kitab ulama yang dikenal, tutur Iffah, dikatakan, “Peran utama perempuan di dalam sebuah masyarakat, di dalam sebuah bangsa, adalah sebagai ibu dan sebagai pengatur rumah tangga dan perempuan kehormatan yang harus senantiasa mendapatkan perlindungan.”

“Ini semestinya menjadi satu warning bagi kaum perempuan khususnya Muslimah bahwa sesungguhnya kita tidak bisa berharap dari sistem hari ini untuk memperbaiki kondisi kita,” pungkasnya.[] Muhammad Nur

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *