Mediaumat.info – Merefleksi sistem pendidikan nasional di negeri ini menjelang akhir tahun 2024, Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa Ahmad Sastra menyinggung Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045 yang sekuler.
“Peta Jalan Pendidikan juga mengindikasikan bahwa sistem pendidikan di negeri ini masih sekuler,” ujarnya kepada media-umat.info, Sabtu (28/12/2024).
Menurutnya, Peta Jalan Pendidikan yang diluncurkan Oktober lalu, lebih mengutamakan sains ketimbang unsur-unsur spiritualitas. Padahal, keduanya haruslah terintegrasi.
Dengan kata lain, dalam prosesnya, nilai-nilai, prinsip, dan praktik pendidikan dipisahkan dari pengaruh Islam. “Dalam konteks ini, pendidikan difokuskan pada aspek rasional, ilmiah, dan universal dengan tidak menjadikan Islam sebagai paradigma atau landasannya,” terangnya.
Untuk itu, berkaca pada masalah tersebut, pandangan (outlook) umat di negeri ini pada 2025 idealnya, menurut Ahmad, adalah mewujudkan sistem pendidikan Islam.
Sebab, selain karena negeri ini mayoritas Muslim, sistem pendidikan Islam adalah terbaik yang tak hanya melahirkan manusia cerdas, namun juga manusia baik.
“Outlook sistem pendidikan Islam merujuk pada pandangan menyeluruh tentang prinsip, tujuan, pendekatan, dan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan sistem pendidikan berbasis Islam,” jelasnya lebih lanjut.
Ia menambahkan, sistem pendidikan Islam juga didasarkan pada ajaran Al-Qur’an, hadits, serta tradisi keilmuan Islam yang telah berkembang sepanjang sejarah.
Sedangkan misi utama dari sistem pendidikan ini adalah lahirnya generasi yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki pola pikir dan sikap islami yang pada akhirnya akan membangun peradaban bangsa maju dan mulia.
Prinsip Pendidikan Islam
“Ada beberapa prinsip dalam sistem pendidikan Islam,” tandasnya. Pertama, pendidikan Islam berpusat pada akidah Islam yang menjadi landasan utama dalam pembentukan karakter dan pandangan hidup peserta didik.
Kedua, sistem pendidikan Islam mengintegrasikan antara iman, adab, ilmu dan amal untuk menciptakan individu yang seimbang secara spiritual, intelektual, dan sosial.
Ketiga, sistem pendidikan Islam mencakup pengembangan aspek ruhani (spiritual), akal (intelektual), dan jasmani (fisik) sebagai satu kesatuan yang utuh yang akan melahirkan generasi beradab.
Keempat, keseimbangan antara dunia dan akhirat. “Sistem pendidikan Islam tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia, tetapi juga untuk kebahagiaan akhirat,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat