Refleksi 2023, FAKKTA: Ekonomi Indonesia Makin Rusak dan Dimurkai Allah SWT

 Refleksi 2023, FAKKTA: Ekonomi Indonesia Makin Rusak dan Dimurkai Allah SWT

Mediaumat.info – Memberikan refleksi selama tahun 2023 di bidang ekonomi, Peneliti Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menyatakan ekonomi Indonesia semakin rusak dan dimurkai Allah SWT.

“Ekonomi Indonesia 2023 semakin rusak dan dimurkai Allah SWT,” ujarnya kepada media-umat.info, Sabtu (30/12/2023).

Menurut Ishak, sepanjang tahun 2023 pemerintah terus meningkatkan utang ribawi dengan akumulasi mencapai Rp8.041 triliun hingga pada November 2023. Utang yang besar ini menyebabkan pembayaran bunga dalam anggaran belanja APBN menjadi paling besar yakni mencapai Rp497 triliun.

“Angka ini hampir dua kali lipat dari anggaran untuk belanja modal dan subsidi yang masing-masing sebesar Rp244 triliun dan Rp283 triliun,” ungkapnya.

Ironisnya, kata Ishak, meskipun pemerintah berkoar-koar bahwa utang digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat, kenyataannya kondisi sosial ekonomi rakyat Indonesia tetap buruk.

“Pengangguran pada Agustus 2023 mencapai 7,9 juta orang atau sekitar 5,3 persen dari total angkatan kerja di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, terang Ishak, jumlah penduduk miskin mencapai 25,9 juta orang atau setara dengan 9,4 persen dari total penduduk Indonesia. Dengan kata lain, 1 dari 10 penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan.

Padahal, jelasnya, garis kemiskinan pemerintah Indonesia banyak dikritik karena masih sangat rendah. Dengan demikian, penduduk yang hidup kurang sejahtera lebih tinggi dibandingkan dengan data pemerintah.

Ishak melihat, dampak buruknya kondisi sosial ekonomi dan ditunjang dengan sistem hukum yang buruk, menyebabkan maraknya berbagai kejahatan dengan motif ekonomi seperti pembunuhan dan perjudian.

Selain itu, beber Ishak, tingkat perceraian dan KDRT akibat masalah ekonomi juga meningkat. Angka putus sekolah siswa karena tidak mampu membayar uang sekolah juga semakin meningkat.

“Ribuan orang juga terjerat dalam pinjaman online dengan bunga yang sangat tinggi. Puluhan orang bunuh diri karena putus asa tak mampu membayar tunggakan cicilan utang,” ungkapnya.

Ishak juga mengungkapkan, dampak liberalisasi investasi terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan semakin buruk.

Ia pun mencontohkan, investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan konflik agraria, yang mengakibatkan penduduk kehilangan tanah dan rumah mereka. Investasi sembrono, seperti yang terjadi pada sektor pertambangan dan smelter, juga telah menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti penggundulan hutan, pencemaran air dan udara, serta kehilangan mata pencaharian warga.

“Pemerintah hanya berpikir jangka pendek untuk kepentingan para investor, tetapi mengabaikan dampak jangka panjang bagi warga dan lingkungan,” bebernya.

Ishak mengatakan, ini hanya contoh dari banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh sistem dan kebijakan ekonomi yang berlandaskan kapitalisme. Penerapan sistem tersebut tidak hanya menyebabkan kerusakan, tetapi yang paling esensial adalah diabaikannya hukum-hukum Allah SWT dan Rasul-Nya dalam pengelolaan negara, termasuk dalam aspek ekonomi.

“Oleh karena itu, agenda untuk mengganti sistem ekonomi kapitalisme dengan sistem Islam merupakan agenda utama umat Islam dan rakyat Indonesia pada umumnya, menuju Indonesia yang baik dan diridhai Allah SWT,” pungkas Ishak.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *