Refleksi 100 Tahun tanpa Khilafah, Pengamat: Penguasa Negeri Muslim Jadi Antek Penjajah
Mediaumat.news – Merefleksi 100 tahun runtuhnya khilafah, Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin mengungkap bahwa penguasa negeri-negeri Muslim saat ini menjadi antek penjajah. “Pemerintahan di dunia Muslim mendedikasikan dirinya menjadi antek penjajah yakni Amerika,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Rabu (24/02/2021).
Menurutnya, tidaklah mungkin Amerika akan mencapai tujuannya misal di Suriah dan Irak bila para penguasa pengkhianat Iran, Arab, Mesir, dan sebagainya tidak membuka pintunya bagi Amerika di sana. “Tidak mungkin Amerika menginjakkan kakinya di Afganistan jika mereka tidak mendapatkan bantuan dari penguasa Pakistan,” ujarnya.
Ia menilai, penguasa pengkhianat dan orang-orang yang menguasai pemerintahan di dunia Muslim telah melakukan peran-peran hinanya dalam melayani tuan-tuan mereka.
“Pemerintah antek Amerika itu tidak cukup hanya dengan memberikan dukungan logistik dan menyediakan landasan pacu bagi pesawat-pesawat tempur Amerika untuk menggempur Afganistan dan Irak, contohnya. Akan tetapi mereka juga memberi Amerika markas-markas intelijen di kawasan itu,” ungkap Umar.
Menurut Umar, kantor FBI dan CIA telah dibuka. Dari situ keduanya melakukan operasinya secara langsung dan kuat. Sudah menjadi pengetahuan bagi semua orang tabiat aktivitas-aktivitas badan-badan intelijen itu dan perannya yang keji dalam memicu kekacauan.
“Aktivitas rutinnya adalah pembunuhan, pemboman, dan mempolarisasi ulama dan menyusupkan gangguan stabilitas negara, menyebarkan ketakutan dan kengerian di tengah masyarakat,” ujarnya.
Umar menyebut, dunia modern hari ini menyaksikan kengerian kejahatan-kejahatan mereka. “Di samping kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan itu, mereka juga memanfaatkan organisasi-organisasi lokal yang memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi bersenjata dalam medan jihad melawan Uni Soviet di Afganistan dahulu demi kepentingan-kepentingan mereka,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Amerika telah bekerja sama dengan para penguasa Pakistan melakukan serangkaian pemboman di berbagai daerah Pakistan. “Di samping itu, para penguasa melakukan serangan media untuk membela invasi Amerika ke Afganistan dalam upaya menyesatkan masyarakat dari kerjasama dan kolusi mereka secara terbuka dengan Amerika dalam perang melawan Islam,” bebernya.
Oleh karena itu, ia menyaksikan setiap kali terjadi pemboman, seperti serangan ke Akademi Pelatihan Polisi di Lahore, maka presiden, perdana menteri, dan pejabat pemerintah lainnya banyak memberikan pernyataan ke media dalam upaya meyakinkan masyarakat bahwa terorisme dan ekstremisme merupakan tantangan lokal yang paling besar.
“Dan bahwa perang Amerika terhadap terorisme bukan perang Amerika saja tetapi juga menjadi perang umat. Mereka tetap bertahan karena mereka meraih dukungan umat, didukung militer dan didukung AS dan jaringan media massa sekulernya,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it