Refleksi 100 Tahun tanpa Khilafah, Pengamat: Pengikat Persatuan Umat Islam Pupus Sejak Keruntuhannya

Mediaumat.news – Merefleksi 100 tahun tragedi runtuhnya khilafah, Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana mengatakan runtuhnya khilafah Islam menjadikan pengikat persatuan umat Islam pupus. “Runtuhnya Khilafah Islam Turki Utsmani menjadikan pengikat persatuan umat Islam pupus,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Kamis (25/02/2021).

Menurut Budi, ada dua hal yang mengakibatkan terpecahnya umat Islam menjadi lebih dari 50 negara bangsa dan itu adalah akumulasi dari berbagai kondisi yang dialami umat Islam.

Pertama, serangan tsaqafah Barat ke dunia Islam yang tidak dapat dihalau akibat kemunduran peradaban Islam yang salah satunya adalah gagasan nation state atau negara bangsa.

Ia menilai, gagasan nation state yang kemudian menumpang kolonialisme Barat seolah menjadi gagasan solutif atas penjajahan yang dilakukan oleh Barat. Padahal gagasan tersebut adalah ‘pengalihan’ dari gaya penjajahan lama ke penjajahan gaya baru. Sehingga dengan gagasan nation state ini, seolah menjadi ‘wajar’ bila ikatan kebangsaan menjadi asas pendirian negara.

Kedua, runtuhnya Khilafah Islam Turki Utsmani menjadikan pengikat persatuan umat Islam pupus. Tidak ada lagi institusi yang bisa menyatukan umat Islam dalam ikatan yang kuat, kokoh dan nyata. Terutama menghadapi serbuan musuh-musuh Islam yang menghendaki peradaban syahwat duniawi menguasai dunia.

“Jadilah akhirnya umat Islam tidak bisa menolong dirinya sendiri, bahkan mereka diadu domba satu sama lain.” bebernya.

Budi menyebut, perjuangan menegakkan kembali khilafah saat ini sangat relevan. Sebab tegaknya kembali khilafah akan mengembalikan umat Islam pada posisi yang semestinya. Sebagai khairul ummah dan penyebar rahmatan lil alamin.

Perjuangan tersebut, kata Budi, tentu diawali dengan membangkitkan potensi utama umat, yakni kebangkitan taraf berpikir menuju keyakinan yang shahih yang dibangun dengan akidah Islam.

“Karena perjuangan ini bukan sekadar kemestian secara realitas, namun harus didorong oleh keyakinan akan perintah dari Sang Pencipta, Allah SWT,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: