Rabu, 15 Januari 2020. Kaum muslimin Jember menggelar Peringatan Penaklukan Konstantinopel di Gedung GOW Jember yang dihadiri tak kurang dari 500 jamaah. Acara tersebut mengusung tema Penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad Al-Fatih.
Ustadz Slamet sebagai pembawa acara menyampaikan bahwa agenda peringatan penaklukan Konstantinopel ini bertujuan untuk menapaktilasi perjuangan dakwah pejuang islam dan pesan-pesan penyemangat yang terkandung di dalamnya.
Dilanjutkan sambutan pertama oleh Ustadz Darmono selaku penyelenggara acara. Beliau menjelaskan bahwa umat muslim harus senantiasa mengingat perjuangan Muhammad Al Fatih sebagai bisyaroh Rasulullah dan menjadikannya semangat untuk merealisasikan Bisyaroh lainnya yakni Khilafah.
“Semangat kita harus tetap dijaga untuk merealisasi bisyaroh Rasulullah lainnya yaitu tegaknya Khilafah Islamiyah” tegas Ustadz Darmono.
Pembicara pertama, Ustadz Abdur Rohim memaparkan sejarah Perjuangan Penaklukkan Konstantinopel. Perjuangan ini, kata Ustad Abdur Rohim, tidak cukup diukur dari perjuangan Muhammad Al Fatih saja.
“Banyak para pejuang islam yang mencoba untuk merealisasikan bisyaroh Rasul, hingga perjuangan puncak yang dipimpin oleh pemimpin terbaik yaitu Muhammad Al Fatih berusia 21 tahun dengan membawa pasukan terbaik” tuturnya.
Lebih lanjut, pembicara kedua Ustadz Saiful Hadi pengasuh Ponpes Almunawaroh menuturkan, awal mula turunnya bisyaroh Rasulullah dalam perang khandaq.
“Rasulullah melawan 10.000 pasukan kafir, sedangkan kaum muslim berjumlah 3000 pasukan, dengan cerdik Rasulullah menerapkan parit atau jurang sebagai strategi melawan musuh yang jumlahnya banyak. Saat penggalian parit yang mana kondisinya sangat kelelahan Nabi bersabda :
لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ
“Sesungguhnya akan ditaklukkan kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Ahmad 4/235)” 8 Abad lamanya bisyaroh ini baru terealisasi.” kata Ustadz Syaiful Hadi.
KH Muhammad Yasin, pengasuh ponpes Al-Fattah Jember menjadi pembicara ketiga. Beliau memotivasi jamaah untuk istiqomah, menegakkan islam diseluruh penjuru dunia, dengan dakwah tanpa kekerasan. Perjuangan menegakkan Khilafah fardhu, baik fardhu ‘ain maupun fardhu kifayah.
“Salah satu ibadah yang fardhu kifayah yaitu menegakkan khilafah di bumi ini,” kata KH. Yasin, disambut dengan pekikan takbir oleh para jama’ah yang hadir.
Pembicara selanjutnya, Ustadz Eko Heri S.H, M. H. mengungkapkan kondisi umat islam saat ini yang mengalami keterpurukan tanpa adanya pelindung. Beliau menegaskan bisyaroh adalah janji pasti karena berasal dari Rasulullah yang menyandang gelar Al Amin.
“Hanya dengan mewujudkan janji Allah umat muslim akan kembali dalam kejayaannya” ujar Ustadz Eko Heri.
Pembicara terakhir disampaikan Ustadz Hutri yang menjelaskan inspirasi dibalik perjuangan Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel.
“Muhammad Al Fatih bisa menaklukkan Konstantinopel karena didukung oleh sistem Islam, yang secara sistemik mempersiapkan penaklukkan Konstantinopel, dengan pendidikan, dengan logistik, dengan pasukan, serta syiar yang selalu memotivasi untuk menaklukkan konstantinopel, yaitu sistem Khilafah”
Penutup dari acara peringatan Penaklukan Konstantinopel ditandai dengan Do’a bersama yang dipimpin oleh KH. Muhammad Bachri, tokoh masyarakat Jember. (Aw)