Rasa Kecewa Rakyat Meringankan Vonis Juliari, LBH Pelita Umat: Apa Dasarnya?

 Rasa Kecewa Rakyat Meringankan Vonis Juliari, LBH Pelita Umat: Apa Dasarnya?

Mediaumat.news – Rasa kecewa rakyat, yang dinilai hakim sebagai hujatan, terhadap perilaku Menteri Sosial saat itu Juliari Peter Batubara yang terungkap mengorupsi bansos covid-19 menjadi dasar hukum untuk memperingan vonis untuk kasusnya dinilai tidak berdasar. Hal ini diungkap Sekjen LBH Pelita Umat Panca Putra Kurniawan kepada Mediaumat.news, Rabu (24/8/2021).

“Kita patut merasa aneh dan heran hakim seperti berlebihan menjadikannya pertimbangan yang meringankan. Apa dasarnya?” jelasnya.

Komentar masyarakat terhadap pelaku korupsi bansos Juliari seharusnya dilihat proporsional bahwa rakyat punya juga hukuman sosial, salah satunya melalui media sosial yang relatif bebas menyuarakan pikirannya.

“Hak rakyat kan, kenapa dimasukkan ke pertimbangan yang justru berlawanan dengan semangat rakyat memberantas korupsi?” tegas Panca.

Justru adanya respons yang begitu masif dari publik atas kejahatan Juliari ini harusnya semakin membuka ruang kesadaran dan keadilan hakim, bahwa rakyat sudah terlalu muak dengan hukuman yang tidak optimum kepada para koruptor.

“Di mana efek jera dan takut berbuat korupsi mampu dijamin dengan vonis hakim? Inilah pentingnya kontrol publik terhadap putusan hakim,” kata Panca.

Menurut Panca, korupsi sendiri sudah menjadi kejahatan yang luar biasa, ditambah lagi yang dikorupsi uang bansos dan di waktu rakyat susah, sangat pantas dihukum seberat-beratnya. Ini banyak aspek yang memperberat kejahatannya. “Layak dihukum maksimal, seumur hidup dan dimiskinkan (rampas asetnya) misalnya. Biar benar ada kesadaran dan kepercayaan publik pada hukum,” tegas Panca.

Tentu keputusan hakim terhadap kasus korupsi bansos yang dilakukan oleh Juliari menimbulkan duka di tengah masyarakat. Mencermati proses dan penegakan hukum pada korupsi dan koruptor. Ini terjadi tentunya karena ada kekuasaan dan kewenangan. Di sisi lain kekuatan dan kontrol publik sepertinya terus dilemahkan.

“Cita-cita dan jaminan-jaminan untuk rakyat di dalam konstitusi negara ini seakan masih jauh dari harapan. Ini harus disadari dan diperjuangkan bersama agar kondisi menjadi baik,” pungkas Panca.[] Fatih Solahuddin

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *