Silaturahim pada Senin (11/6/2018) oleh puluhan Ulama’ ahlussunnah wal jamaah di Bukittinggi membahas kondisi keumatan. Tema puncaknya “Khilafah Ajaran Islam – Bukan Ajaran Terorisme”.
Beberapa ulama’ dan asatidz angkat bicara atas fenomena ini. Pembina Pondok Qur’an Ibadurrahman Bukittinggi, mengatakan bahwa mereka berupaya membangun opini negatif terhadap Islam, sesungguhnya Terorisme tidak ada kaitannya dengan Islam dan Islam tidak ada kaitannya dengan terorisme.
“Mereka berusaha keras Framing Negatif Islam, maka tugas kitalah para ulama dan asaatidz mukhlis menjaga dan merawat umat,” turur Ust. Heri.
Framing jahat kepada Islam merupakan upaya menghancurkan Islam. Padahal Syariat Islam menyelamatkan negeri. Islam tidak mengajarkan Terorisme.
Sementara itu Ustadz Jalaludin seorang ulama Bukittinggi melihat bahwa dengan merujuk kedalam al-Qur’an dan Sunnah maka kita sadar bahwa apa yang diberitakan media sekular selama ini adalah keliru dan fitnah, lontaran dusta yang dihembuskan untuk memadamkan Nur Allah dimuka bumi. Insyaallah Nur Allah tidak akan padam.
Ustad. Razaq mewakili sebuah Ponpes di Bukittinggi juga berpendapat bahwa perjuangan Islam sunnatullah akan menghadapi onak dan duri, resiko, intimidasi, pengucilan dan teror baik harta dan nyawa, dengan keikhlasan hati dengan berharap ridho Allah swt menjadi dorongan kita mendidik umat serta disisa umur ini kita maksimalkan menjaga umat islam.
Buya M. Dahri alumni Ponpes Canduang serta mewakili ulama ahlussunah wal jamaah Padang Panjang lebih spesifik dalam menilai yakni terkait ormas islam (HTI).
“Apa salah HTI? tidak satupun darah yang mereka tumpahkan, lailahaillallah… kenapa HTI yang dituduh? ya Allah. Mereka tak satupun falsafah pancasila yang dilanggar, kita (Muslim) yang justru paling pancasilais malah dituduh anti pancasila, justru merekalah yang kebanyakan koruptor dan maksiat yang menodai pancasila” tegas ulama sepuh ini.
Kemudian Ustadz Junaidi tegas menolak yang mengaitkan terorisme dengan islam, dan menghimbau para ulama agar menjelaskan kepada umat. Islam tidak ada kaitannya dengan teroris, dan terorisme tidak ada kaitannya dengan Islam, justru dalam Islam, agama ini membawa kerahmatan lil alamin, termasuk non muslim pun terjaga harta, tahta dan kehormatannya dalam islam.
Tidak ketinggalan ulama payakumbuh Ustadz. Jamal Husni menyayangkan stigma yang dibangun media saat ini terhadap Islam. Islam diposisikan tidak baik, kok bisa, karena Islam tidak duduk dan dipraktekkan seperti seharusnya.
“Islam dianggap baik ketika berada di tempatnya. Isu terorisme sekedar memperlambat kembalinya kejayaan kaum muslimin. Penuduh kita radikal justru mereka otomatis mempraktekkan Radikal itu sendiri, dan aib mereka memfitnah orang lain dengan isu radikal makin membuat busuknya pemikiran mereka. Kata Pengasuh Kajian Nafsiyah Muslimin Bukittinggi ini
Di akhir pertemuan dibacakan pernyataan sikap Ijma’ Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah Bukittinggi sekitarnya. Semoga riak kecil ini menggenapi gelombang besar persatuan ulama di Nusantara tercinta demi Izzatul Islam wal muslimin.[]
Sumber: shautululama.com