“Jika kita mengikuti apa yang tertulis dalam buku ini, maka kita bisa menjadi Muslim yang baik.” Demikian ungkap Bapak Lefyan, salah satu keturunan dari H. Soelaiman Rasjid dalam agenda RAJAB EKSPO 1443 H: Bedah Buku Fiqh Islam Karya H. Soelaiman Rasjid, Putra Daerah Lampung Barat yang diselenggarkan oleh DKM Khoiru Ummah Kembahang, Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung pada Sabtu, 19 Februari 2022 pukul 19.00 sd 21.30.
Acara dimulai dengan tahfidzul quran oleh santri Islamic Boarding School Kembahang dan dimoderatori Ust. Abu Hafidz memaparkan materi pertama yaitu Jejak Islam di Bumi Sekala Bgha yang disampaikan oleh Ust. Ibnu Mahmus. Pemaparan ini menjelaskan bahwa di Bumi Sekala Bgha atau Lampung Barat telah menjadi tempat peradaban manusia sejak lama. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa peninggalan sejarah di antaranya berupa: (1) Situs megalitikum (peradaban batu besar) era pra sejarah; (2) Catatan di Kekaisaran China tercatat pada tahun 441 M telah datang utusan dari negeri di lereng Gunung Pesagi (Lampung Barat) bernama Taruda membawa kerajinan bermotif elang dan bunga, komoditas kayu gaharu serta pohon kamfer; (3) Prasasti Hujunglangit bertarikh 997 M yang bercorak Hindu.
Adapun jejak Islam di Bumi Sekala Bgha ditandai dengan beberapa peninggalan di antaranya: (1) Keramat Manula, yaitu makam Syeikh Aminullah, ulama keturunan Arab (w. 1251 M) yang berlayar dari Aceh namun kapalnya terdampar di Lemong; (2) Awan Gemisikh, perangkat kebesaran raja yang mirip dengan kubah Sholahudin al Ayyubi ketika penyerahan kunci al Quds dari Kerajaan Kristen; (3) Alam/bendera bertuliskan kalimat syahadat yang biasa dikibarkan ketika kegiatan kerajaan atau pernikahan bangsawan; (4) Kesultanan konfederasi dari empat Maulana, yaitu Maulana Paksi Buay Pernong, Maulana Paksi Lapah di Way, Maulana Paksi Buay Pernong, Maluana Paksi Buay Nyekhupa; (5) Kisah Umpu Belunguh, ulama dari Madinah yang kemudian berhasil mengalahkan Ratu Sekhgemong, raja terakhir Kerajaan Hindu Buay Tumi. Salah tradisi yang tersisa adalah panjakh: hidangan makanan dengan tata cara khas yang dahulu adalah bentuk hidangan makanan kepada pasukan Islam sebagai pemenang.
Selain itu masih banyak lagi peninggalan sejarah yang bisa ditemui seperti: makam Raja Selalaw, Sultan pertama Paksi Buay Pernong yang terletak belakang di kompleks istana; bendera istana berwarna hitam bertuliskan syahadat di dalam istana Paksi Buay Pernong, tempat meriam dengan ukiran Bismillahirrohmaanirrahiim Salamun min rabbirrahiim dalam alfabet Arab, dll. Apapun versinya, semua itu menunjukkan bahwa ada jejak dakwah dan jihad Islam di Bumi Sekala Bgha.
Adapun pemaparan kedua oleh ust. Abu Fatih adalah Bedah Buku “Fiqh Islam’ karya H. Soelaiman Rasjid yang lahir pada tahun 1901 di Pekon Tengah (sekarang Sebarus), Lampung Barat dan wafat pada 26 Januari 2022. Beliau adalah alumni Perguruan Thuwailib Padangpanjang, Sekolah Muallim Mesir selama 9 tahun dan alumnus Universitas al Azhar Kairo jurusan ilmu hukum Islam. Buku ini merupakan buku fiqh pertama yang ditulis dalam Bahasa Indonesia berisi 25 bab. Buku ini sangat lengkap dengan pembahasan disertai dalilnya. Selain itu, buku ini memuat fiqh terkait aktivitas muslim dalam urusan pribadi hingga bernegara. Bab 1 dimulai dengan tema thaharah dan Bab 25 ditutup dengan tema khilafah lengkap dengan dalil wajibnya, bentuk pemerintahannya hingga tata cara mendirikannya.
Dengan demikian, sangat pantas warga Lampung Barat bangga dan kemudian menjadikan buku ini sebagai rujukan dalam beramal shalih mulai dari tataran individu hingga negara. Hadir pula dalam agenda ini Bapak Lefyan, keturunan dari H. Soelaiman Rasjid yang memberikan testimoni bahwa tradisi keilmuwan/mengaji pada saat H. Soelaiman Rasjid kecil telah terbentuk namun seiring zaman mulai hilang. Saatnya kini tradisi tersebut dihidupkan dan jika buku beliau dijadikan rujukan, maka bisa membentuk kita menjadi Muslim yang baik. []