Raja Salman Setuju Pengerahan Pasukan AS di Kerajaan Arab Saudi

Raja Salman bin Abdul Aziz telah setuju untuk menerima pasukan AS guna meningkatkan tingkat aksi bersama dalam menjaga keamanan, stabilitas dan perdamaian di kawasan itu, kata kantor berita resmi Arab Saudi SPA (Saudi Press Agency) mengutip dari sumber resmi di Kementerian Pertahanan.

Komando Pusat AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Menteri Pertahanan mengizinkan pengiriman sumber daya dan pengerahan pasukan di Arab Saudi, melalui koordinasi dengan mereka, dan atas undangan mereka.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa langkah ini akan memberikan pencegahan tambahan guna memastikan kemampuan Washington untuk mempertahankan pasukan dan kepentingannya di kawasan tersebut.

Sumber-sumber AS menunjukkan bahwa Arab Saudi setuju untuk membayar sebagian pembiayaan yang diperlukan untuk pengerahan ini (kata sebagian adalah untuk mengurangi … dimana Trump sering mengatakan bahwa kepentingan strategis Timur Tengah bagi AS telah berkurang, dan negara-negara Teluk harus membayar pada Washington harga “perlindungan” untuknya). Dalam hal ini, perlu dicatat bahwa pengumuman kembalinya pasukan AS ke Arab Saudi datang dari Washington terlebih dahulu sebelum diumumkan dari Riyadh.

Dengan demikian, setelah 16 tahun absen, kehadiran militer AS kembali ke Pangkalan Udara Pangeran Sultan, yang terletak di daerah gurun di sebelah timur ibukota Saudi, Riyadh, yang memainkan peran penting dalam strategi  Washington di kawasan tersebut, karena kadang-kadang menampung lebih dari enam puluh ribu militer AS, dan itu berakhir pada tahun 2003, setelah berakhirnya rezim Saddam Hussein, dan mereka hari ini kembali di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran.

Mengomentari konsolidasi militer AS di kawasan Teluk, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi Rusia, Konstantin Kosachev mengatakan bahwa Washington menggunakan ketegangan di Selat Hormuz untuk meningkatkan kehadiran militernya. Ia menambahkan bahwa AS menunggu alasan untuk mengkonsolidasikan kehadirannya di kawasan tersebut, dan sudah menemukannya. Kami mengatakan bahwa alasan ini dibuat sendiri oleh AS.

**** **** ****

Jelaslah bahwa salah satu tujuan penguasa Saudi membawa pasukan Amerika ke negerinya adalah untuk memperlihatkan betapa kuatnya kemitraan militer antara mereka dan Amerika Serikat, bahwa kemitraan ini akan memberikan jaminan keamanan yang penting bagi Kerajaan Arab Saudi, serta menunjukkan bahwa pasukan Amerika Serikat siap untuk melindungi takhta Al-Saud dari ditumbangkan oleh boneka sawah Iran. Juga ada tujuan tambahan terkait persaingan Arab Saudi dengan Qatar untuk menunjukkan bahwa mereka adalah sekutu yang lebih dekat dengan Washington. Terutama karena pangkalan militer ini adalah kandidat pangkalan yang tengah dikembangkan hingga menjadi pangkalan militer AS pertama di kawasan tersebut.

Jadi perlu diingat bahwa lebih dari 35.000 tentara AS dikerahkan di Qatar, Kuwait, Bahrain (markas Armada Kelima), serta Uni Emirat Arab (UEA) dan negara-negara lain di Timur Tengah. Sehingga mungkin ia menjadi kandidat bagi Amerika untuk meningkatkan jumlahnya menjadi 100.000, dan pembentukan aliansi internasional di kawasan itu, serta melibatkan Eropa untuk bersama mereka dalam melaksanakan strateginya di kawasan itu, yang kelihatannya berlawanan dengan Iran, namun faktanya bahwa Amerika ingin memaksakan penjajahannya di kawasan melalui apa yang disebutnya “Timur Tengah Baru”. Inilah sebabnya mengapa Eropa meragukan tentang strategi ini, sehingga kurang begitu merespon ajakan kerjasamanya. [Al-Waie, edisi 395, Tahun ke-34, Dzul Qa’dah 1440 H. – Agustus 2019 M.]

Share artikel ini: