Rahasia-Rahasia Keuangan

 Rahasia-Rahasia Keuangan

Kebocoran dokumen besar-besaran telah mengungkapkan transaksi keuangan rahasia dari beberapa orang terkaya di dunia dan para pemimpin terkuat.

Apa yang disebut sebagai Pandora Papers digambarkan sebagai ‘Sebuah pemandangan buram dari alam semesta keuangan di mana para elit global terlindung dari kewajiban membayar pajak, penyelidikan dan akuntabilitas”.

File-file tersebut diperoleh oleh (ICIJ) International Consortium of Investigative Journalists, dan minggu ini terdapat 140 organisasi berita internasional yang bergandengan tangan untuk menerbitkan dan menganalisa file-file tersebut.

File-file tersebut termasuk hampir 12 juta catatan keuangan yang terkait dengan lebih dari 29.000 rekening bank luar negeri.

Laporan yang dikenal sebagai Pandora Papers itu berfokus secara khusus pada kasus-kasus para pemimpin negara, saat beberapa pengungkapan yang lebih signifikan mencakup lebih dari 300 pejabat publik dari 90 negara. Mereka termasuk para pemimpin terkenal seperti Republik Ceko dan Ekuador, dan mantan pemimpin seperti Tony Blair – dan penguasa Muslim seperti Raja Abdullah dari Yordania serta banyak menteri tingkat tinggi di pemerintahan Pakistan dan Turki.

Di samping orang-orang kaya ini adalah para pengedar narkoba dan senjata yang mendapat manfaat dari kerahasiaan dan kurangnya transparansi yang diberikan ‘dunia lepas pantai’ ini – juga banyak perusahaan yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi dapat memindahkan aset mereka ke luar negeri dan bersembunyi dari pemerintah.

Mengingat seberapa jauh dunia lepas pantai ini dari proses hukum dan transparansi, orang-orang hanya bisa menebak sepenuhnya betapa kotornya pertukaran keuangan di antara para pemain ini.

Laporan tersebut merinci betapa mudahnya lebih dari 100 miliarder tidak hanya menimbun kekayaan mereka, tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk menyembunyikannya secara aktif kegiatannya untuk menghindari pembayaran pajak dan apa pun yang mungkin membuat mereka berutang kepada kreditur yang sah dan bahkan dari para korban yang telah mereka sakiti.

Mungkin yang paling mengganggu adalah pengungkapan bahwa setidaknya tiga ratus pejabat publik dan 30 pemimpin dunia, termasuk banyak pemimpin negara, telah memiliki beberapa rekening luar negeri di surga pajak, antara lain seperti yang ada di Kepulauan Cayman, Bahama, Swiss, Hong Kong, Jersey,
Singapura dan UEA.

Dengan menghindari pajak dan pembayaran utang mereka, para penguasa ini merampas makanan, bahan bakar, pelayanan dan infrastruktur penting yang dibutuhkan warganya, untuk hidup dalam kedamaian dan kenyamanan.

Penyelidikan itu menemukan bahwa para penasihat telah membantu Raja Abdullah II dari Yordania mendirikan setidaknya tiga lusin shell company (perusahaan yang aktif tapi tidak punya kegiatan usaha) dari tahun 1995 hingga 2017, membantu kerajaan membeli 14 rumah senilai lebih dari $ 106 juta di AS dan Inggris. Salah satunya adalah properti dengan pemandangan laut California senilai $ 23 juta yang dibeli pada tahun 2017 melalui perusahaan Kepulauan British Virgin Islands. Para penasihat tersebut diidentifikasi sebagai akuntan Inggris di Swiss dan para pengacara di Kepulauan British Virgin Islands.

Kebocoran ini mencakup spektrum geografis terluas yang pernah ada, bahkan termasuk Turki dan telah mengungkap sejauh bahwa Kapitalisme telah menancapkan dirinya ke negara-negara Muslim.

Bisnis besar seperti Renaissance Holdings, yang diyakini memiliki hubungan gelap dengan Rusia, termasuk di antara 220 nama dari Turki yang telah membuat rekening luar negeri untuk menyembunyikan kekayaan dan menghindari pajak.

Juga dalam daftar itu terdapat nama-nama yang terkait dengan Presiden Erdogan, termasuk beberapa menteri dan para pejabat Turki. Namun yang mengejutkan, bahkan ibu Presiden Erdogan sendiri terdaftar, saat dia mentransfer $211.000 ke rekening luar negerinya pada tahun 2015. “Pajak dari jumlah uang itu saja akan dengan mudah membiayai 8 rumah sakit teknologi tinggi atau 25 sekolah,” kata analis Turki Seardar Wardar dari ICIJ.

Pandora Papers dengan jelas menyoroti proses alami yang harus ditempuh Kapitalisme, yang lebih dari sekadar menghindari pajak.

Ada dua sistem keuangan yang sesungguhnya ada saat ini. Satu sistim dimana orang-orang super kaya atau berkuasa dapat menghindari pajak dan tanpa akuntabilitas apa pun bisa melakukan interaksi keuangan yang curang yang berbeda dari pencucian uang, yang dilakukan di bawah meja – sementara kita semua ada dalam sistem yang terus meningkatkan koridor perpajakan dan akuntabilitas melalui lembaga sosial dan sipil, sementara secara bersamaan dipengaruhi oleh kenyataan yang menghasilkan peningkatan keterbatasan layanan publik dan aksesibilitas kepada hal-hal penting.

Kapitalisme telah gagal dalam mendistribusikan kekayaan dengan cara yang adil. Di Eropa dan AS, distribusi kekayaan tetap merupakan kegagalan besar dan puluhan ribu orang hidup dalam kemiskinan dan jumlah anak-anak yang hidup dalam kemiskinan- 4,3 juta orang telah mencapai rekor di Inggris.

Laporan Oxfam tahun 2019 mengakui kutukan kapitalisme terhadap negara-negara berkembang khususnya – dalan hal keuangan dan politik, “Sejak akhir 1970-an, lemahnya regulasi peran uang dalam politik telah memungkinkan beberapa individu dan perusahaan kaya untuk memberikan pengaruh yang tidak semestinya atas pembuatan kebijakan pemerintah. ”

Kapitalisme memungkinkan orang kaya untuk mempertahankan status quo sehingga mereka memanfaatkan tarif pajak terendah, kesehatan dan pendidikan terbaik dan kesempatan untuk mempengaruhi yang diturunkan kepada anak-anak mereka. Karena hak-hak istimewa ini berlanjut dari generasi ke generasi dibawahnya – hal membuat pertumbuhan ekonomi tidak lebih dari sekedar ‘sang pemenang mengambil semuanya’ yang merupakan ejeki nomplok untuk orang-orang terkaya.”

Kapitalisme tidak memiliki solusi untuk distribusi kekayaan. Langkah-langkah yang terus-menerus menghasilkan pertumbuhan ekonomi, mengubah rezim pajak dan mengatasi penghindaran pajak hanya untuk menutupi masalah yang sesungguhnya, dan bukan mempengaruhi masalah sistemik dalam sistem.
Dibandingkan dengan ketidakadilan yang melekat pada Kapitalisme – Islam adalah sistem keadilan yang berfokus pada distribusi bukan akumulasi.

Meskipun kekayaan pribadi diizinkan, Islam memerintahkan serangkaian pemeriksaan dan keseimbangan melalui sistem hukumnya yang memastikan bahwa kekayaan tidak ditimbun, dan akuntabilitas diterapkan pada setiap warga negara secara setara. Islam mendorong pengolahan tanah, memastikannya tidak ditinggalkan dan disia-siakan. Demikian juga hukum Syariah menciptakan suatu situasi yang mendistribusikan warisan secara adil dan bahwa pajak kekayaan bukan pajak penghasilan dikenakan kepada orang-orang. Dengan cara ini masyarakat mendapat manfaat dari peredaran kekayaan dan menghasilkan pola pikir kolektivitas dan bukan individualisme – sehingga mematahkan monopoli egois dari -orang orang kaya yang kita derita di bawah Kapitalisme.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ࣖ

“ Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka. Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada hari Kiamat, mereka akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Milik Allahlah warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”(TQS Al-Imran, 3:180)

Podcast Suara Ummah

Sumber: https://www.hizb-ut-tahrir.info/en/index.php/radio-broadcast/radio-broadcast/22191.html

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *