Qatar Undang Zakir Naik Ceramah di Piala Dunia, Mengapa Dipersoalkan?

Mediaumat.id – Kalaupun benar pihak otoritas Qatar mengundang pendakwah Islam Dr. Zakir Naik untuk berceramah di sana selama gelaran Piala Dunia 2022 berlangsung, dinilai wajar karena negara itu memiliki otoritas sendiri.

“Kalau Qatar mengundang Dr. Zakir Naik, mengapa dipersoalkan? Itu otoritas Qatar,” tegas Direktur Siyasah Institute Iwan Januar kepada Mediaumat.id, Kamis (24/11/2022).

Namun pada saat yang sama muncul kenyinyiran dari seorang Ghanem Nuseibeh yang mengaku sebagai aktivis Islam dan mengecam tindakan negara yang memiliki julukan Al-Annabi (The Maroons) di perhelatan Piala Dunia 2022 itu.

“Qatar mengundang pendakwah ekstremis India Zakir Naik untuk berkhotbah di @FIFAWorldCup. Naik pernah dilarang memasuki Inggris pada 2010 karena dakwah ekstremismenya. Dia sekarang berada di Qatar World Cup untuk meradikalisasi pemuda Muslim yang menghadiri #Qatar2022 #FIFAWorldCup,” demikian cuitannya melalui Twitter, Sabtu (19/11).

Bahkan ia juga menuding Qatar berniat meradikalisasi siapa pun sebisa mereka, apalagi di tengah kecurigaan dia terhadap Qatar yang disebut mendanai Al-Qaeda, Ikhwanul Muslimin, dan lainnya.

Lebih lanjut, Iwan memaparkan, kenyinyiran tersebut menunjukkan sikap hipokrit.

Maksudnya, di satu sisi orang-orang seperti Nuseibeh sering meminta kaum Muslim menghormati hukum dan aturan yang berlaku saat mereka memasuki atau tinggal di negeri yang bukan negeri kaum Muslim, tetapi menjadi aneh dengan mengkritisi negeri Muslim dalam hal menentukan aturan sendiri terhadap sesama Muslim.

“Aneh, mereka (orang-orang seperti Nuseibeh) jadi hipokrit dengan mengkritisi negeri Muslim yang menentukan aturan atau agenda kegiatannya sendiri,” cetus Iwan.

“Bukankah bagus bila Zakir Naik berceramah tentang Islam di hadapan umat lain?” sambungnya.

Soal radikalisme maupun ektremisme, Iwan menerangkan, itu hanyalah isu yang dipakai Barat untuk menyudutkan kelompok atau individu Muslim yang sedang mendakwahkan Islam. Yang pula, dinilai tidak kooperatif dengan nilai-nilai Barat.

“Artinya, abaikan saja. Mengapa kaum Muslim harus manut pada kehendak asing saat jalankan aturan Islam dan mendakwahkan Islam?” ujarnya melontarkan tanya.

Oleh karena itu, meski dikabarkan pihak otoritas Qatar telah membantah soal undangan tersebut, samestinya kaum Muslim mampu mengambil pelajaran dari kejadian ini.

Semisal umat Islam tidak boleh inferior (rendah diri) di hadapan pihak asing tatkala beraktivitas mendakwahkan serta menjalankan agamanya sendiri. “Apalagi ngikuti arahan dari Barat,” selanya.

Dengan kata lain, kaum Muslim justru harusnya mengambil sekaligus menerapkan Islam secara kaffah. “Kaum Muslim harus berislam kaffah dan yakin bahwa hanya Islam agama yang benar,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: