Pada 12/2/2024, Al Jazeera Net melaporkan tentang Kementerian Luar Negeri India yang mengumumkan bahwa Qatar telah membebaskan delapan mantan perwira Angkatan Laut India setelah membatalkan hukuman mati yang dijatuhkan terhadap mereka tahun lalu, dan Kementerian berkata: “Kami menghargai Emir negara Qatar karena mengizinkan pembebasan warga negara ini dan kepulangan mereka ke tanah airnya, India.”
Kementerian Luar Negeri India mengumumkan pada bulan Desember 2023 bahwa “pengadilan Qatar membatalkan hukuman mati terhadap delapan mantan perwira angkatan laut India yang ditangkap tahun lalu (2022), setelah mereka dituduh menjadi mata-mata (Israel).” Kedelapan warga India tersebut ditangkap saat mereka sedang mengerjakan proyek kapal selam swasta untuk otoritas Qatar pada tahun 2022.
India berupaya memperkuat hubungannya dengan entitas Yahudi dan mendukungnya dalam semua aspek karena mereka sama-sama memiliki intensitas permusuhan terhadap kaum Muslim, sebagai kaum musyrik dan Yahudi. India ini terinspirasi oleh rencana entitas Yahudi untuk memerangi kaum Muslim di dalam negerinya dengan nama (memerangi terorisme). India mengumumkan aneksasi Kashmir pada tahun 2019, sama seperti yang dilakukan entitas Yahudi di Palestina?
Perdana Menteri Modi yang penuh kebencian terhadap kaum Muslim telah mengunjungi entitas Yahudi tersebut pada tahun 2017 dan mengumumkan bersama rekannya Netanyahu, bahwa India dan entitas Yahudi bekerja sama untuk “memerangi terorisme.”
Oleh karena itu, entitas Yahudi tersebut mulai merekrut orang-orang India sebagai mata-mata murah yang bekerja untuk mereka di negara-negara Arab, termasuk Qatar. Tampaknya negara-negara Arab tidak melihat bahaya kerja sama Hindu-Yahudi karena hilangnya kesadaran politik dan pandangan mereka dari sudut pandang Islam (alraiah.net, 21/2/2024).