Putusan Hakim Tidak Adil, Anthony Budiawan: Pasti Akibat Suap

Mediaumat.id – Ketika ada putusan hakim yang tidak adil atau bias, menurut Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menunjukkan ada intervensi baik dari penguasa atau intervensi materi alias suap.

“Hakim ketika memutuskan harus selalu berdasarkan kejujuran dan keadilan. Jadi jika ada putusan hakim yang tidak adil atau bias, bisa dipastikan ada intervensi penguasa atau materi alias suap,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (3/6/2023).

Penyuapan kepada hakim, sambungnya, akan mengubah putusan hakim dari putusan yang jujur dan adil menjadi putusan yang memihak kepada penguasa atau kepada yang bayar.

“Adanya penyuapan membuat hakim tidak lagi menjadi wakil Tuhan di muka bumi dan tidak lagi mulia. Ini membuat hakim menjadi hamba setan dan terhina, karena mempermainkan keadilan serta nasib manusia,” geramnya.

Ia menandaskan, dalam lingkungan steril dan tanpa intervensi atau suap, putusan hakim akan selalu berpihak pada kebenaran, kejujuran dan keadilan. “Karena tidak ada alasan sama sekali bagi hakim untuk memutus perkara dengan tidak adil,” ujarnya.

Beberapa kasus suap kepada hakim, menurutnya, ada yang terbongkar, tetapi masih banyak kasus suap lainnya yang tidak terungkap. “Ini dapat dirasakan jika putusannya terasa janggal dan tidak adil,” tambahnya.

Anthony tidak menampik hakim adalah manusia biasa yang tidak sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Ini, lanjutnya, bisa jadi hakim membuat putusan salah dan tidak adil.

Ia pun menyebutkan, untuk mengurangi risiko kemungkinan terjadi kesalahan maka ditempatkan lebih dari satu hakim dalam setiap proses peradilan seperti pada peradilan di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Di Mahkamah Konstitusi terdiri atas 9 hakim konstitusi karena perkara konstitusi merupakan perkara yang sangat penting. Salah satu tugas MK adalah mengadili permohonan pemberhentian presiden,” pungkasnya.[] Erlina