Putin di Mongolia, Menantang Barat dan Pengadilannya
Presiden Rusia, Putin mengunjungi Mongolia pada 3 September 2024. Kunjungan ini penting karena merupakan tantangan terhadap Barat dan pengadilannya yang disebut Pengadilan Kriminal Internasional, yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin. Mongolia adalah anggota pengadilan ini, dan para anggotanya diharapkan menanggapi tuntutannya. Pengadilan telah memintanya untuk melakukan hal tersebut, namun Mongolia belum menanggapinya, karena kepentingannya lebih penting daripada keanggotaannya di pengadilan Barat ini, yang menerapkan keputusannya hanya pada negara-negara lemah.
Bukan rahasia lagi bahwa Barat yang zalim itu menganggap dirinya sebagai penguasa hukum dan keadilan global, namun para pemimpin kriminalnya tidak ada yang tersentuh hukum, seperti George W. Bush dan Tony Blair, yang telah melakukan pembantaian di Irak dan Afghanistan. Begitu pula Biden, wakilnya Harris, dan para pemimpin Barat lainnya yang mendukung genosida di Gaza.
Putin mendapat sambutan hangat di Mongolia dan diterima oleh Presidennya, Ukhnaagiin Khurelsukh di Lapangan Genghis Khan yang megah, di pusat ibu kota, Ulaanbaatar. Sebuah band militer memainkan lagu-lagu perang, serta lagu kebangsaan Rusia dan Mongolia di alun-alun di depan tentara Mongolia berseragam tradisional Mongolia, yang beberapa di antaranya menunggang kuda.
Kedua presiden tersebut memperbarui “Perjanjian lama antara kedua negara pada era Uni Soviet, yang menunjukkan persahabatan di antara kedua negara dan hubungan yang seimbang,” seperti yang dijelaskan.
Putin berkata: “Selama perundingan hari ini, Presiden Ukhnaagiin Khurelsukh dan saya membahas berbagai masalah interaksi di bidang politik, ekonomi, dan kemanusiaan. Kami bertukar pandangan mengenai masalah internasional dan regional yang paling mendesak.” Putin mengatakan bahwa Rusia memenuhi kebutuhan energi Mongolia, juga mengatakan bahwa tahun lalu, serta sekitar 90% kebutuhan bensin dan solar Mongolia berasal dari Rusia.
Putin secara khusus berfokus pada isu kerja sama militer dan pemberantasan terorisme, mengingat pentingnya hubungan antara kedua negara. Sehubungan dengan hal ini, Putin tengah berusaha untuk mengumpulkan semua yang pro dirinya dan para pendukungnya yang menentang Barat, saat dia terlibat dalam perang di Ukraina, yang telah menguras semua energi Rusia, manusia dan material (hizb-ut-tahrir.info, 7/9/2024).
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat