Proyek Besar Pembersihan Etnis Kaum Muslim Sedang Dilakukan di India

 Proyek Besar Pembersihan Etnis Kaum Muslim Sedang Dilakukan di India

Hari ini seluruh generasi nasionalis umat Hindu yang dipimpin oleh para pejabat senior di otoritas dan partai yang berkuasa memiliki keyakinan yang lebih ekstrem dari sebelumnya, bahwa dengan membersihkan kaum Muslim akan memperbaiki kehidupan mereka. Mereka sedang melakukan tindakan yang dikhawatirkan sebagai awal dari proses pembersihan etnis, sehingga kaum Muslim akan dihadapkan pada pilihan antara pindah agama atau mati. Contohnya: penyelenggaraan festival oleh organisasi semi militer yang meyakini superioritas umat Hindu atas yang lain, dan mengubah India menjadi negara Hindu. Atau mengarahkan sekelompok biksu menyerukan umat Hindu supaya mempersenjatai diri dalam persiapan aksi genosida terhadap minoritas Muslim. Atau masuknya ratusan umat Hindu fanatik dengan sepeda motor mereka ke lingkungan kaum Muslim mengenakan topi safron di kepala mereka, memegang tongkat dan pedang, serta meneriakkan kata-kata bernada ancaman, yel-yel tentang superioritas mereka, dan lagu-lagu provokatif: “Kami adalah umat Hindu, di seluruh tubuh kami mengalir darah Hindu. Kami akan membuat sejarah baru. Kami akan memasuki setiap rumah musuh, dan akan memenggal kepala mereka. Bendera safron akan berkibar di setiap rumah, dan hukum Rama akan tegak kembali. Hanya ada satu moto, satu nama, kemenangan bagi Dewa Rama, kemenangan bagi Dewa Rama …” Seorang pria Hindu berkomentar tentang ini: “Ketika kami mendengarkan lagu tersebut, kami merasa kuat, kami merasa ingin membunuh setiap Muslim yang tinggal di lingkungan itu.”

Setelah semua itu terjadi, beberapa kaum Muslim yang tidak kuat untuk bersabar dengan adegan-adegan hina dan kotor ini, mereka melempari batu ke arah orang-orang fanatik tersebut, sehingga bentrok meletus di antara kedua belah pihak. Di saat bentrokan berlangsung, para ekstremis Hindu membakar rumah-rumah dan toko-toko, yang meluas hingga melahap seluruh lingkungan. Sementara polisi—seperti biasanya—memantau tempat kejadian dari kejauhan, dan kemudian turun tangan secara brutal dan menjatuhkan hukuman kolektif terhadap umat Islam, serta menangkap beberapa dari mereka. Kemudian tidak butuh waktu lama, beredarlah potongan-potongan video yang menarasikan bahwa kaum  Muslim adalah pihak penyerangnya, dan yang bertanggung jawab atas kekerasan itu, kemudian penduduk Hindu di lingkungan itu diperintahkan untuk memboikot toko-toko milik kaum Muslim. Dalam hal ini, ada banyak foto serangan yang sangat tragis. Sementara kaum Muslim yang dekat dengan wanita Hindu dituduh hanya untuk mengajaknya agar memeluk Islam, yang dikenal sebagai jihad cinta. Pada tahun 2020, kaum Muslim dituduh menyebarkan virus Corona yang disebut dengan Jihad Corona. Perlu diketahui bahwa semua serangan keji ini, para pelakunya tidak dikutuk sedikit pun oleh negara, hal ini menunjukkan adanya kesamaan tujuan di antara mereka.

**** **** ****

Hal yang aneh dari berita ini adalah bahwa seruan (provokasi) seperti itu tidak berarti apa-apa selain memicu perang internal, anehnya lagi bahwa hal itu mempengaruhi sekitar 200 juta kaum Muslim. Sungguh, ini adalah seruan gila dan sangat bahaya, apalagi itu telah diadopsi oleh para pejabat senior yang meluas ke seluruh rakyatnya. Ingat, penyebaran seruan semacam itu di dunia menunjukkan bahwa ada tangan-tangan setan yang tersembunyi yang berencana untuk membangkitkan kembali kecenderungan nasionalis dan tidak toleran terhadap kaum Muslim di masing-masing negara untuk membuat mereka lelah dan sibuk hingga lali dengan kewajiban menegakkan negara khilafah. Solusi Islam yang mendasar melawan seruan semacam itu hanya terbatas pada penegakan apa yang mereka peringatkan dan mereka takutkan, yaitu tegaknya negara Khilafah, satu-satunya negara yang akan mengakhiri keberadaannya. Sehingga jika bukan solusi Islam yang mendasar ini yang diterapkan, maka kaum Muslim akan tetap berada dalam jebakan peperangan yang mereka inginkan, dan akan terus menyebar ke seluruh dunia. [Al-Waie (Arab), Edisi 429, Thun ke-37, Syawal 1443 H./Mei 2022 M.]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *