Prof. Suteki: Critical Thinking Cara Kampus Terlepas dari Hegemoni Rezim

 Prof. Suteki: Critical Thinking Cara Kampus Terlepas dari Hegemoni Rezim

Mediaumat.news – Critical thinking merupakan cara kampus terlepas dari hegemoni rezim. “Critical thinking itu adalah cara kampus berpikir terlepas dari kepentingan hegemoni kekuasaan rezim,” tutur Pakar Hukum dan Masyarakat Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum. menanggapi polemik julukan “The King Of Lip Service” kepada Presiden Joko Widodo oleh ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), dalam acara Special Interview: Kampus dan Sikap Kritis terhadap Kekuasaan, Jum’at (1/7/2021) di kanal YouTube Rayah TV.

Prof. Suteki mengatakan, dalam ranah open society kritik tidak boleh dianggap sebagai enemy, namun harus dianggap sebagai cara untuk membangun.

Ia mengatakan, dari ranah keilmuan, yang dilakukan oleh BEM UI sah-sah saja. “Seharusnya itu memang dilihat sebagai sesuatu yang normal, namun akan dinilai tidak normal kalau rezim itu diktator atau represif,” jelasnya.

Menurutnya, tugas kampus itu adalah merohanikan ilmu pengetahuan. “Rohani itu berarti bicara tentang cinta, rasa, dan karsa. Kita sebut kalau ketiganya masih menyatu disebut dengan akal,” jelasnya.

Ia mengatakan, akal itulah yang mendasari seorang ilmuwan harus berkarakter radikal.

Selain itu, menurut Prof. Suteki, kampus kalau perlu berani memberikan kritik atas kekeliruan kebijakan rezim penguasa. “Bukan sebaliknya malah membebek (mengikuti) memberikan stampel-stampel kebenaran,” ungkapnya.

Terakhir, ia mengatakan, kritik itu pahit, maka kalau siap memberikan kritikan harus siap menerima kepahitan.[] Ade Sunandar

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *