Proceedings R20 Cocok untuk Selain Islam
Mediaumat.id – Buku berjudul ‘Proceedings of the R20 International Summit of Religious Leaders’, dinilai Pakar Fikih Kontemporer sekaligus Founder Institut Muamalah Indonesia KH Muhammad Shiddiq al-Jawi, hanya cocok untuk agama-agama selain Islam.
“Ini hanya cocok untuk agama-agama Kristen, agama Hindu atau Budha,” ujarnya dalam Perspektif: Membincang Khilafah Sebagai Solusi di Era Pemilu 2024, Sabtu (5/8/2023) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Untuk diketahui sebelumnya, adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf di saat peluncuran buku ini menegaskan bahwa agama bukanlah bagian dari masalah umat manusia, melainkan justru bagian dari solusi kemanusiaan.
“Gagasan-gagasan yang terkompilasi dalam buku ini adalah bukti bahwa agama itu hadir demi kebaikan peradaban umat manusia,” terang Yahya dalam sambutannya.
Artinya, sambung Kiai Shiddiq, konteks pembicaraannya adalah dialog antar agama yang menempatkan agama sebagai aturan untuk pribadi-pribadi bukan dalam wujud tatanan dalam aspek-aspek kehidupan.
Lebih jauh, agama tak boleh berperan dalam pengaturan politik negara. Padahal tak seperti agama lain, tegasnya, Islam justru memiliki konsep-konsep tersebut.
Artinya pula, yang perlu dicermati terkait pernyataan bahwa agama tidak boleh dijadikan sumber masalah tetapi solusi kemanusiaan, kata Kiai Shiddiq, arahnya adalah agama dalam pengertian sekuler.
“Agama itu artinya diperankan hanya untuk mengatur per individu saja, bukan agama dalam konteks Islam bernegara,” jelasnya.
Sementara, seperti diketahui bersama, para ulama di negeri ini yang terhimpun dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) misalnya, telah memutuskan bahwa sekularisme yang berarti memisahkan urusan dunia dari agama adalah haram untuk umat Islam mengikutinya.
Ditambah, Keputusan Fatwa MUI Nomor 7/Munas VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama, kala itu ditandatangani juga oleh KH Ma’ruf Amin yang sekarang menjabat wakil presiden.
Karenanya, Kiai Shiddiq pun menyampaikan umat jangan terlalu senang dahulu dengan pernyataan yang tampak bagus tetapi sebenarnya yang dimaksud adalah Islam bukan sebagai pengatur semua aspek kehidupan.
“Kelihatannya bagus tapi ini sebenarnya kita harus memahami agama yang dimaksud oleh Pak Yahya itu agama dalam pengertian privat,” pungkasnya.[] Zainul Krian