Mediaumat.news – Menanggapi rencana Prancis untuk menutup masjid-masjid yang dicurigai menyuburkan ekstrimisme adalah masih dalam kerangka mencegah apa yang disebut Prancis sebagai separatisme Islam dan mengurangi pengaruh asing terhadap Muslim Prancis, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menilai ini adalah buah dari benturan nilai-nilai Islam dengan sekularisme.
“Ini adalah buah dari benturan nilai-nilai Islam dengan sekularisme. Prancis menginginkan Islam yang compatible dengan nilai-nilai sekularisme yang menjadi asas pendirian Prancis modern,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Jumat (04/12/2020).
Namun demikian, ia yakin hal ini akan sulit diwujudkan, mengingat Islam adalah agama yang menyatukan kehidupan duniawi dengan nilai-nilai spiritualitas. “Bukan memisahkannya sebagaimana yang dikehendaki oleh sekularisme,” ujarnya.
Sebelumnya juga pemaksaan para ulama Muslim Prancis untuk menandatangani pakta integritas terkait nilai-nilai republik, menolak Islam sebagai gerakan politik dan pengaruh asing, dinilainya sebagai pemaksaan terhadap Islam untuk berintegrasi dengan sekularisme Prancis.
“Apa yang dilakukan Prancis adalah pemaksaan terhadap Islam untuk terintegrasi dengan sekularisme Prancis yakni melabeli Islam separatis dan Islam politik yang dianggap pertentangan dengan nilai-nilai Prancis,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it