Mediaumat.id – Terkait Partai Demokrat yang resmi mencabut dukungan dari Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024, menunjukan semua partai politik ukurannya adalah pragmatisme demi kemenangan dan kepentingan politik, bukan demi kesejahteraan rakyat.
“Semua ukurannya adalah pragmatisme, demi kemenangan, demi kepentingan politik, bukan demi kesejahteraan rakyatnya,” ujar Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky kepada Mediaumat.id, Rabu (6/9/2023).
Menurut Wahyudi, hal ini menunjukan pragmatisme demokrasi liberal yang sangat sekuler dan radikal. Saat ini di partai politik sudah tidak ada lagi basis-basis landasan ideologi untuk pengambilan keputusan berkoalisi ataupun memasangkan capres dan cawapres. Sehingga tidak peduli lagi ada partai yang berbasis Islam bisa berkoalisi dengan partai berbasis nasionalis.
Demikian juga ada partai yang berbasis nasionalis kapitalis bisa berkoalisi dengan partai sekuler yang berbasis sosialis komunis. Dan memungkinkan juga partai yang berbasis agama bisa bergabung kepada partai berbasis nasionalis kapitalis dan partai sekuler yang berbasis sosialis komunis.
“Semestinya kalau partai itu berbasis ideologis bukan pragmatis, partai yang berbasis agama tentu tidak mau berkoalisi dengan partai yang berbasis sekulerisme kapitalisme maupun sekulerisme komunis,” ucapnya.
Wahyudi menilai, partai politik saat ini tidak bisa diharapkan untuk berpihak kepada rakyat, karena urusan rakyat tidak masuk dalam agenda utama para partai politik. Agenda utama partai politik saat ini adalah memenangkan agenda politiknya.
Terakhir Wahyudi menyebut, sistem demokrasi sekuler liberal yang ada sekarang tidak bisa dibandingkan dengan sistem pemerintahan Islam ideologis yang dalam sejarah dikenal dengan khilafah. Dalam sistem Islam yang dikedepankan adalah bagaimana hukum Islam itu bisa tegak.[] Agung Sumartono