Prabowo Kagum Keberhasilan Turki Utsmaniyah dalam Menyejahterakan Rakyat, Begini Kata FDMPB

Mediaumat.info – Kekaguman Prabowo atas keberhasilan Kekhilafahan Utsmaniyah dalam menyejahterakan rakyatnya dibenarkan oleh Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Ahmad Sastra.

“Apa yang disampaikan Prabowo, memang benar bahwa kejayaan Khilafah Utsmaniyah adalah salah satu daripada pencapaian terbesar dalam sejarah dunia, yang berlangsung lebih daripada 600 tahun, dari 1299 hingga 1922,” ujarnya kepada media-umat.info, Jumat (6/12/2024).

Menurutnya, Khilafah Utsmani mencapai puncaknya pada abad ke-16 dan ke-17 di bawah pemerintahan sultan seperti Suleiman al-Qanuni, yang dikenali sebagai salah satu pemerintah paling berpengaruh dalam sejarah.

“Pada zaman pemerintahan Sultan Suleiman al-Qanuni (1520–1566), Khilafah Utsmani mengalami zaman kemakmuran dan kemajuan yang luar biasa, baik dari segi sosial, ekonomi, dan undang-undang. Beliau menggubah kode undang-undang yang dikenali sebagai Kanun Suleiman yang membantu menyusun sistem perundangan negara. Walaupun akhirnya Khilafah Utsmaniah mengalami kemerosotan pada abad ke-19 dan berakhir selepas Perang Dunia I, kejayaan mereka tetap dikenang sebagai salah satu negara terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah dunia,” ungkapnya.

Ahmad Sastra menuturkan, Khilafah Utsmani mempunyai sistem pemerintahan yang sangat teratur dan berpusat. Sultan adalah kepala negara dan agama, yang memegang kuasa mutlak. Di bawah sultan, terdapat pelbagai pegawai, termasuk vizier (penasihat utama) dan pasukan tentara elite seperti Janissari yang setia kepada pemerintahan pusat. Sistem administrasi yang cakap membantu menguruskan wilayah yang luas yang mencakup sebagian besar Asia Barat, Afrika Utara, dan Eropa Tenggara.

“Tentara Utsmaniah terkenal dengan pasukan elite seperti Janissari, yang terdiri dari tentara yang dilatih dengan disiplin tinggi dan setia kepada sultan. Mereka menguasai teknologi ketentaraan canggih untuk zaman itu, seperti meriam besar yang digunakan dalam pengepungan Kota Konstantinopel pada 1453. Kejayaan menawan ibu kota Bizantium, Konstantinopel (sekarang Istanbul), menandakan pengakhiran Imperium Bizantium dan permulaan era baru bagi Khilafh Usmaniah,” bebernya.

Ia menjelaskan bahwa Khilafah Utsmaniah memperkenalkan berbagai pencapaian dalam arsitektur, seni, dan sastra. Contohnya, masjid-masjid seperti Masjid Biru (Blue Mosque) di Istanbul adalah contoh arsitektur yang menakjubkan. Seni dekoratif, musik, dan kesusasteraan juga berkembang pesat. Karya-karya sastra seperti puisi dan drama berkembang dalam bahasa Turki Utsmani, dengan pengaruh besar dari budaya Persia dan Arab.

“Walaupun Utsmaniah adalah negara Islam, ia memberi kebebasan kepada penganut agama lain. Khilafah ini terdiri daripada berbagai etnik dan agama, termasuk Kristen dan Yahudi. Konsep millet memungkinkan komunitas agama yang berbeda untuk mengatur urusan mereka sendiri dalam kerangka hukum Islam. Kebijakan ini memungkinkan perbedaan agama bisa hidup relatif damai, menjadikan Khilafah Utsmani sebagai model toleransi beragama pada masa itu,” jelasnya.

Khilafah Utsmaniah, kata Ahmad, menjadi pusat perdagangan antara Eropa, Asia, dan Afrika. Mereka menguasai lalu lintas perdagangan penting seperti Jalur Sutera dan lalu lintas utama dari Eropa ke Timur Tengah. Ekonomi Khilafah Utsmani berkembang dengan pesat, dan perdagangan rempah-rempah, sutera, dan barang-barang mewah lain membawa keuntungan yang besar. Istanbul menjadi salah satu pusat perdagangan dan kewenangan utama di dunia.

“Pada puncaknya, Khilafah Utsmaniah adalah salah satu kekuatan besar dunia, berperang dan bersekutu dengan banyak negara Eropa. Mereka turut memainkan peranan dalam pertempuran besar seperti Pertempuran Lepanto (1571), mereka berperang dengan armada Kristian Eropa. Mereka juga memainkan peranan besar dalam politik global, bersekutu dengan beberapa negara besar seperti Prancis dan Rusia di berbagai waktu, serta berperang dengan negara-negara besar seperti Austria dan Persia,” katanya.

Ia berharap apa yang disampaikan Prabowo bisa menjadi inspirasi bagi bangsa ini untuk menata masa depan bangsa menjadi lebih baik. “Sebab pemerintahan dengan landasan syariah adalah pemerintahan terbaik yang pernah ada,” tandasnya.

Sebelumnya, dikabarkan Presiden Prabowo dalam acara Muhammadiyah, menyinggung sejarah peradaban Islam yang agung yakni Turki Utsmani. Prabowo menyampaikan sebagai berikut: “Satu peradaban Muslim yang cukup lama hampir 600 tahun lebih, mungkin mendekati 700 tahun, yaitu peradaban Utsmaniah yang berpusat di Istambul. Ini peradaban yang sangat berhasil, dia memimpin suatu kekaisaran imperium yang sangat multi etnis yang toleran kepada semua suku dengan ratusan suku yang berbeda-beda.”

Prabowo melanjutkan: “Di situ ada yang menarik bagi saya, untuk memimpin ratusan tahun dan memimpin yang begitu luas dengan memiliki akademi gubernur. Akademi gubernur itu intinya satu pelajaran yang sangat menarik. Para bupati dididik di situ dengan banyak Pelajaran, tapi ada satu pelajaran menarik dan sederhana yaitu tidak ada negara kuat tanpa tentara yang kuat, tidak ada tentara yang kuat tanpa uang, tidak ada uang tanpa kemakmuran, dan tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia dan sejahtera, dan tidak ada rakyat yang bahagia dan sejahtera tanpa pemerintah yang bersih dan adil.”[] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: