Mediaumat.news – Betapa kecewanya kafilah Aksi 299 dari Jawa Timur karena dilarang menginap di Masjid Istiqlal usai mengikuti Aksi Tolak Perppu Ormas dan Tolak Kebangkitan PKI di depan gerbang DPR RI, Jum’at (29/9/2017).
“Info dari teman bahwa malam itu peserta aksi tidak boleh menginap di Masjid Nurul Ajm milik Dinas Kehutanan DKI Jakarta. Sehingga kuputuskan malam itu kami naik KRL dari Senayan ke Istiqlal,” ujar Ahmad Fatihuddin, tim advokasi Muslim, kepada mediaumat.news, Senin (2/10/2017).
Sesampainya di Istiqlal rombongan yang terdiri dari 13 personel di antaranya dua anak-anak dan dua kakek-kakek menggelar sarung dan sajadah untuk persiapan menginap melepas lelah. Tiba-tiba datang penjaga keamanan masjid dengan nada kurang sopan dan tidak bersahabat. “Pak mohon tidak menginap di masjid jam 21.30 kami kunci!” ujar satpam dengan ketus.
Waktu itu sudah cukup lelah dan waktu jam 21.30 akhirnya Ahmad Fatihuddin berusaha melobi agar bisa menginap barang semalam mengingat adanya dua anak kecil dan dua orang yang sudah tua. Tapi apa jawaban security masjid. “Ini intruksi polisi Pak. Jika Bapak tidak mau, silahkan ke kantor polisi,” ujar Ahmad menirukan ucapan penjaga keamanan.
Kafilah pun dengan sedih pergi meninggalkan Istiqlal. “Miris rasanya, Masjid Istiqlal adalah masjid yang sangat besar megah hanya dijadikan monumen, kalau tidak organisasinya tidak boleh pakai masjid. Kalau Soekarno masih hidup mungkin akan menangis melihat masjid yang dia rintis dengan milyaran rupiah dana umat Islam waktu itu hanya jadi masjid kerdil karena ulah mental para pengurus masjid yang amburadul dan tidak memiliki jiwa besar sebagaimana masjid yang menjadi aset bangsa yang besar. Masya Allah,” keluhnya.
Ketum Gema Pembebasan Kediri Daryanto pun merasa heran. “Setahu saya Ustadz di mana-mana masjid itu milik umat Islam. Mereka punya adab menyambut tamu apalagi musafir seperti kita dan itu sangat berpahala. Kalau di masjid ini saya tidak melihat hal itu. Mudah-mudahan kondisi ini bukan hal yang disengaja oleh pihak-pihak yang dzalim, dan pihak Takmir Masjid Al Istiqlal harus segera menjelaskan hal ini karena masjid adalah tempat umat untuk beribadah bukan milik penguasa yang diberlakukan sekehendak hatinya,” tegas Daryanto.
Malam itu, kafilah putuskan ke Masjid Ittihad Perum Tebet Mas, Tebet, Jaksel. Terbalas sudah letih kafilah di masjid indah wangi, karpet tebal cukup membuat hilang penat bisa tidur malam itu. Apalagi paginya bakda shalat Subuh berjamaah kafilah disambut takmir masjid yang ramah, supel dan welas asih dengan sesama umat Islam.
Takmir Ustadz budiono dan ibu pengurus takmir yang luar biasa, telah menyediakan kafilah penginapan, sarapan dan mobil antaran gratis. Semoga juga rencana renovasi atau pembangunan masjid nanti berjalan lancar. “Mari kita dukung bersama seluruh komponen umat Islam,” pungkasnya[]Joko Prasetyo