Mediaumat.id – Rencana pemerintah mengajukan pinjaman baru ke China Development Bank sebesar USD 550 juta atau Rp 8,3 triliun untuk menutup bengkaknya dana Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengonfirmasi rezim ini raja utang.
“Ini mengkonfirmasi bahwa rezim ini, rezim raja utang,” ujar Pengamat Kebijakan Publik Dr. Erwin Permana kepada Mediaumat.id, Kamis (16/2/2023).
Erwin mengatakan, rezim ini hobi berutang sehingga sekarang utang Indonesia sudah menumpuk mencapai Rp 7.500 triliun. “Hanya di rezim ini saja pertumbuhan utang Indonesia itu luar biasa meroket dibandingkan rezim-rezim sebelumnya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, rezim ini hobi berutang untuk memenuhi ambisi rezim yakni ambisi pembangunan. Menurutnya, rezim ini salah dalam mendefinisikan pembangunan. “Yang dimaksud dengan pembangunan oleh mereka itu adalah pembangunan terhadap jalan tol, pembangunan terhadap kereta cepat, pembangunan terhadap bandara, misalnya, Jadi, pembangunannya itu ditentukan oleh fisik bukan pembangunan orang,” bebernya.
Padahal namanya pembangunan, kata Erwin, itu luas, termasuk juga pembangunan orang. “Jadi rezim ini sudah salah mendefinisikan pembangunan. Akibat kesalahan itu kemudian mengalami rentetan kesalahan yang lain. Akhirnya, utang kita menumpuk,” tuturnya.
Menurutnya, kalau utang sudah menumpuk yang menanggung adalah rakyat. Rakyat Indonesia melalui pajak. “Jadi utang ini bukan utang rezim, utang rakyat sebetulnya. Rezim ini yang punya ulah, rakyat yang menanggung akibatnya,” terangnya.
Erwin menilai, Indonesia tidak seharusnya menutupi biaya pembengkakan KCJB ini sendirian. “Inilah begonya pemerintah. Harusnya ini kan kerja sama dengan Cina. Harusnya kedua belah pihak yang menanggung,” katanya.
Tapi lagi-lagi, ujar Erwin, namanya negara disaster yang tidak memiliki satu tujuan bernegara yang jelas, akhirnya negara ini mudah disetir. “Sekaligus ini menunjukkan bahwa kita sudah disetir oleh para cukong. Cukong bisa menyetir karena memang demokrasi biayanya tinggi. Demokrasi itu biayanya mahal. Untuk maju kontestan presiden butuh modal dari para cukong, cukong itu banyak berasal dari Cina, akhirnya ikut arahan cukong begitu dia berkuasa. Jadi, rezim ini anteknya para cukong sebetulnya,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it