Pidato Yahya Nisbet dalam Konferensi Khilafah 2018 di Tunisia

Terjemahan pidato bahasa Arab yang disampaikan oleh Yahya Nisbet pada Konferensi Khilafah Tunisia pada tanggal 28 April 2018.

Jika Anda bertanya kepada rakyat jelata di jalan-jalan kota-kota di Barat apakah dia ikut pemilu dalam pemilu terakhir yang diadakan di negaranya, responsnya akan sering negatif. Orang-orang merasa bahwa tidak akan ada perubahan apakah mereka ikut pemilu atau tidak. Mereka yakin bahwa hampir semua pihak mengikuti kebijakan yang sama. Mereka percaya bahwa kepentingan para politisi selalu terkait dengan kepentingan pribadi mereka saja. Pada titik ini, mereka benar. Terutama karena para politisi, pada umumnya, hanyalah para karyawan dari perusahaan-perusahaan kapitalis besar; yang ditugaskan menjaga kepentingan lembaga-lembaga tersebut.

Tetapi jika Anda bertanya kepada orang-orang di Barat apakah ada alternatif, dan jika Anda bertanya mengapa mereka mentoleransi situasi buruk ini, mereka akan mengatakan kepada Anda – dengan sikap penghinaan dan rasa malu – bahwa situasinya tidak sempurna, tetapi itu adalah sistem terbaik yang kita punya; dan dalam hal apapun, itu lebih baik daripada raja-raja dalam sejarah kita dan para diktator pada hari ini.

Jika Anda mendorong mereka untuk berpikir tentang bagaimana mengubah situasi mereka, mereka akan bertanya, “Apa yang bisa kita lakukan? Kekuatan apa yang kita miliki untuk membuat perubahan? ”

Khayalan demokrasi

Inilah demokrasi yang terbaik. Sebuah sistem yang menjual kebohongan kepada rakyat bahwa suara mereka penting. Tetapi ketika orang yang memiliki sikap pengamatan yang kecil saja dapat melihat secara keseluruhan pada demokrasi, dia benar-benar akan menjauhkan diri dari politik, mengasingkan diri ke urusannya sendiri, tunduk pada diam dan menyerah.

Ini adalah sistem yang membuat kendali atas kelas dominan untuk berdiri di atas leher rakyat, meskipun kelas itu tidak layak berkuasa karena mereka tidak peduli dengan urusan rakyat dan mereka dicirikan dengan tingkat keegoisan yang tinggi.

Ini adalah sistem yang dikendalikan oleh orang-orang kaya, untuk membuat mereka menjadi lebih kaya lagi.

Topeng demokrasi telah diungkap di Inggris dan Amerika sekali lagi, dalam referendum Brexit dan pemilihan presiden. Menjadi jelas bagi semua orang bahwa perusahaan-perusahaan swasta menggunakan data pribadi orang, untuk memanipulasi pikiran mereka untuk memengaruhi – dan bahkan untuk mengubah – arah pemilihan umum. Namun taktik ini bukan hal baru bagi Barat.

Sayangnya, orang-orang puas dengan ini, karena mereka takut adanya kediktatoran dan pemerintahan militer jika mereka menentang sistem demokrasi.

Itu sebabnya mereka tidak mengembangkan visi alternatif apa pun. Mungkin karena kurangnya visi alternatif di Barat juga karena sejarah mereka, serta mereka kurang mendapat bimbingan Islam. Karena mereka tidak memiliki prinsip lain selain ideologi kapitalisme yang liberal sekuler.

Islam – Visi Alternatif

Tapi kami umat Muslim memiliki ideologi. Nabi kami, adalah contoh terbaik. Kami memiliki sistem yang tertib yang berasal dari agama kami. Kami memiliki sejarah yang mulia. Kami memiliki bimbingan dari Nabi.

Jadi, aneh bagi kita untuk menjadi seperti budak yang tertindas dari mesin kapitalis. Seorang Muslim harus menjadi seorang politikus yang sadar, karena dia peduli dengan urusan orang lain. Dia memberikan saran dan meminta para penguasa untuk mempertanggungjawabkan keputusan dan kebijakannya setiap hari.

Dia tidak bisa dimanipulasi, karena dia tidak memperdagangkan agama, karena hukum Syariah tidak bisa untuk dimanipulasi oleh suara dan opini.

Ini adalah visi alternatif bagi umat manusia yang diberikan Allah kepada Nabi terakhirnya. Ini adalah visi yang kurang dalam pikiran orang-orang biasa di Barat.

Selama ada demokrasi, Anda akan terus menemukan massa orang yang diperbudak oleh kehendak beberapa orang yang kuat. Hanya Khilafah di jalan Kenabian yang dapat membebaskan manusia dari perbudakan kepada manusia, memberi mereka kesempatan yang nyata untuk meminta pertanggungjawaban para penguasa dan mengambil bagian dalam mengurus urusan rakyat, menurut Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad (Saw).

Kita tidak bisa membawa manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya tanpa adanya lentera yang menerangi jalan.

Prospek kemanusiaan akan tetap sempit sampai kita dapat mengembalikan Islam kepada kekuasaan, maka kita akan menjadi saksi atas kemanusiaan sekali lagi.

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu.” [Tejemahan QS Al-Baqarah: 143]

[]

Share artikel ini: