Perundungan Marak, Menunjukkan Karut-Marutnya Lembaga Pendidikan

Mediaumat.info – Maraknya perundungan (bullying) di kalangan siswa maupun santri, yang salah satunya bahkan berujung pada kematian santri baru-baru ini, menurut Praktisi Pendidikan Dr. N. Faqih Syarief, M.Si. menunjukkan karut-marutnya lembaga pendidikan, baik pendidikan formal yang umum ataupun pesantren.

“Inilah karut-marutnya lembaga pendidikan, baik pendidikan formal yang umum ataupun pesantren,” tuturnya dalam Kabar Petang: Santri Meninggal Dianiaya, Praktisi Pendidikan Dorong Ponpes Bentuk Sistem Pencegahan Bullying, Selasa (5/3/2024) di kanal YouTube Khilafah News.

Faqih menekankan, di sinilah pentingnya memahami aspek pendidikan itu, apa saja yang harus diperhatikan.

Dalam dunia pendidikan, ujarnya, yang namanya mendidik itu transfer of knowledge bukan hanya sekadar transfer ilmu tetapi di situ ada penanaman perilaku, ada membangun kepribadian Islam.

Maka, jelasnya, perlu menata ulang lagi, mengembalikan fungsi pendidikan itu dengan benar dan negara juga punya tanggung jawab, pengelola pendidikan juga benar-benar memperhatikan dari detail bukan hanya sekadar menerima siswa sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan fasilitas dan riayah (pengurusan) terhadap siswa atau santri.

“Lembaga pendidikan termasuk pesantren harus punya tanggung jawab yang besar di dalam mengola pendidikannya itu,” tegasnya.

Bergeser

Namun yang terjadi saat ini, terang Faqih, paradigma pendidikan yang seharusnya membentuk kepribadian Islam, tidak sedikit yang malah bergeser menjadi profit oriented, jadi dunia pendidikan dijadikan bisnis kemudian negara juga cuek terhadap persoalan ini.

Selain itu, orang tua kadang-kadang memiliki paradigma yang keliru. “Jadi, ketika anaknya nakal misalnya, anaknya bermasalah di sekolah umum maka dibuang ke pondok. Jadi, seakan-akan pondok pesantren itu buangan,” ungkap Faqih.

Pencegahan Perundungan

Menurut Faqih setidaknya ada tiga yang harus ada di tengah-tengah masyarakat untuk mencegah terjadinya perundungan. Pertama, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dalam rangka untuk membangun ketakwaan, jadi kesadaran masyarakat, kesadaran individunya dibangun.

Kedua, masyarakat juga harus memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan.

Ketiga, negara menyediakan sekolah, menyediakan pesantren dan sebagainya, karena pendidikan itu adalah tanggung jawab negara, tanggung jawab paling besar adalah negara.

“Maka dalam hal ini berarti negara harus menyiapkan betul tentang sistem pendidikan yang sesuai dengan Islam tadi, yang tidak hanya sekadar transfer ilmu tetapi di situ ada membangun kepribadian Islam,” tegasnya.

Bahkan, jelas Faqih, untuk membangun kepribadian Islam, negara tidak hanya berkewajiban menerapkan sistem pendidikan Islam, tetapi juga sistem ekonomi, sistem politiknya itu harus Islam.

“Kalau tidak, kita tidak akan merasakan keberkahan dan sekarang persoalan itu bertubi-tubi, karena tidak diterapkannya Islam secara kaffah, termasuk di dalam dunia pendidikan,” pungkasnya. [] Muhammad Nur

Share artikel ini: