Pada hari Rabu, tanggal 10/8/2022, Presiden Dewan Pimpinan Kepresidenan, Dr. Rashad Al-Alimi, mengeluarkan pernyataan klarifikasi atas peristiwa yang terjadi di provinsi Shabwa. Pernyataan klarifikasi yang diterbitkan oleh kantor berita Yaman, Saba, menyatakan bahwa sejumlah langkah telah diambil, termasuk pemecatan beberapa pemimpin di provinsi tersebut. Selain pembentukan komite yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan dan keanggotaan Menteri Dalam Negeri dan lima anggota Komite Keamanan Militer Gabungan untuk menyelidiki fakta dan mencari tahu penyebab hilangnya nyawa. Kemudian melaporkan hasilnya kepada Dewan Pimpinan Presiden untuk mengambil tindakan hukum yang sesuai.
Pernyataan presiden ini muncul setelah pertempuran dengan kekerasan yang berlangsung selama tiga hari, menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka, melanggar kesucian menumpahkan darah sesama bangsa; dari satu agama dan satu negara, dan mereka tahu ini dengan baik sebagaimana Allah (Swt) telah berfirman:
وَمَنْ يَّقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاۤؤُهٗ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيْهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيْمًا
“Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar.” [TQS 4:93]
Pertempuran ini terjadi mengingat memburuknya layanan di daerah-daerah di bawah kendali Dewan Komando Presiden, termasuk di Shabwa, yang menderita akibat perlakuan yang buruk dalam aspek kesehatan, ekonomi, listrik, air dan lainnya sebagai akibat dari hubungan sistem dengan ideologi kapitalis, yang tidak peduli untuk mengurus urusan rakyat sesuai dengan aturan Islam. Sebaliknya, pemerintah mengenakan pajak dan adat istiadat kepada rakyat untuk semakin memiskinkan mereka, dan mengisi kantong para penguasa itu dengan memakai dana harta milik publik dan harta milik negara. Pernyataan ini juga muncul mengingat perpecahan yang jelas antara anggota Dewan Pimpinan Presiden, para pendukung dan lawan, sesuai dengan arahan partai-partai yang mendukung mereka, terutama posisi Perwakilan Abdullah Al-Alimi, di samping fakta bahwa Dewan bersidang tanpa kehadiran Perwakilan Tariq Salih, Al-Bahsani dan Al-Arada.
Seseorang yang berpikir mengenai apa yang terjadi di Shabwa menyadari bahwa itu adalah pertukaran peran antara agen yang tidak menghormati perjanjian atau kekerabatan dengan orang-orang dari agama dan negara mereka. Satu-satunya perhatian mereka adalah untuk tetap tinggal selama mereka bisa di kursi mereka (kursi kekuasaan) yang terbuat dari pengkhianatan mereka terhadap Ummah mereka dan kepercayaan mereka, dan kesetiaan mereka kepada sistem kufr dan rakyatnya. Ma’qal bin Yasar menceritakan dari Rasulullah (Saw), sabda beliau:
«مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللََََّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ ووَوَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ»
“Setiap gubernur yang bertanggung jawab atas rakyat Muslim yang meninggal saat bertindak tidak jujur terhadap mereka akan dikeluarkan oleh Allah dari Surga.”
Wahai rakyat Yaman,
berapa lama Anda akan terus menjadi bahan bakar perang yang Anda tidak terlibat?! Para penguasa boneka ini telah mengisolasi Islam dari kekuasaan, menyalahgunakan perlakuan terhadap rakyat, dan tidak berhenti pada hal ini, melainkan mereka menumpahkan darah Anda. Bukankah Anda berkewajiban bahwa darah yang ditumpahkan, dan nyawa yang diambil, berada di jalan Allah sebagai jihad untuk membawa Islam ke dunia agar mendapatkan ridhoa Allah (Swt)?! Itu hanya akan terjadi di bawah Khilafah Rashidah yang berjalan di atas manhaj Kenabian, yang diupayakan oleh Hizbut Tahrir. Kami memohon agar Allah (Swt) mempercepat pendiriannya.
Kantor Media Hizbut Tahrir Wilayah Yaman