Pertemuan Terbatas Ulama Aswaja dan Tokoh Masyarakat Madura, Isu Radikalisme Murni Isu Politik

 Pertemuan Terbatas Ulama Aswaja dan Tokoh Masyarakat Madura, Isu Radikalisme Murni Isu Politik

Bertempat di kediaman KH Toha Cholili, Ulama Kharismatik Bangkalan (Cucu Mbah Yai Cholil Bangkalan, Madura), LBH PELITA UMAT melantik dan mengukuhkan pengurus LBH PELITA UMAT Koordinator Cabang Bangkalan.

Acara pelantikan Pengurus LBH PU Bangkalan ini, sekaligus diisi dengan diskusi hukum ILF (Islamic Lawyer Forum) dengan tema “Radikalisme Isu Hukum atau Isu Politik”.

Ahmad Khozinuddin, SH, Ketua LBH PU Pusat, Habib Novel Bamukmin (PA 212), serta Intelektual Madura Achmad Fachrudin Syach, SPi, MSi, PhD, hadir sebagai nara sumber.

Dari kalangan ulama Madura, Jatim nampak hadir sebagai peserta antara lain: KH Toha Cholili PP Al Muntaha, Bangkalan (shahibul bait), Ustad Ahmad Gufron, M.Ag MT Masjid Agung Bangkalan, KH Ali Fadhil PP At Taufiq Pamekasan, KH Ahmad Danniji MTI Sumenep, KH Jurjiz Muzammil PP Al Isy’af Sumenep, KH Fakhri Suyuti,
Ustad Lukman Hakim Sumenep, dan Habib Alwi Sumenep

Ahmad Khozinuddin SH, mengatakan bahwa narasi radikalisme merupakan wujud baru dari narasi terorisme yang sebelumnya dilancarkan Barat melalui anteknya di berbagai negeri Islam, termasuk di negeri ini menuai hasil GATOT (alias gagal total).

Lanjutnya, “Umat Islam semakin sadar bahwa War on Terorism (WOT) sesungguhnya merupakan perang terhadap Islam dan Umat Islam. Oleh karena itu, Barat kemudian mengubah strategi sebelumnya (dengan menggulirkan narasi terorisme) dengan menggantinya dengan narasi Radikalisme,” tegas Ahmad Khoirudin, SH, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pelita Umat.

Narasumber lainnya, Achmad Fachrudin Syach, SPi, MSi, PhD (Intelektual Muslim Madura) mengkritisi kebijakan Rezim Jokowi-JK. Ada 3 hal yang telah dan sedang dilakukan penguasa negeri ini dan perlu dikritisi yaitu 1). Bangun infrastruktur besar-besaran. (Lalu dari mana dananya? Hutang. Bahkan hutang riba pun ngga masalah). 2). Hambat radikalisme (dengan melempar isu atau narasi radikalisme) di berbagai forum dan media massa 3). Ekonomi Indonesia mesti ‘sejalan’ dengan ekonomi global. (Maka megaproyek OBOR [One Belt One Road)] China, yang kemudian direvisi menjadi BRI (Belt Road Initiative), harus disukseskan).

Di hadapan lebih dari 125 orang dari berbagai kalangan Ustadz Khoirudin dengan lantang berbicara di depan pengacara, tokoh masyarakat, ulama, dan asatidz bahwa Isu Radikalisme Jelas Murni Isu Politik.

“Sesuai dengan tema kita pada malam hari ini, ‘Radikalisme Islam, Isu Hukum atau Isu Politik?’ maka dengan tegas saya katakan bahwa narasi radikalisme murni merupakan isu politik,”jelasnya.

Selain itu, ini merupakan isu politik Barat yang diamini penguasa negeri ini sebagai upaya untuk menghambat dan membendung kebangkitan umat Islam dan Kemenangan Islam.

Peserta yang hadir nampak antusias dan mendapatkan pencerahan baru. Pemahaman hukum, politik, dan Islam disampaikan gamblang untuk mengokohkan perjuangan umat Islam. Semoga acara Islamic Lawyer Forum (ILF) di Madura tersebut menjadi bagian dari upaya umat Islam di Indonesia untuk menggagalkan upaya Barat dan anteknya dalam membendung kebangkitan Islam. Aamiin[]

Sumber: shautululama.co

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *