Dalam kunjungan resmi, Presiden Otoritas Mahmoud Abbas tiba di Kairo untuk mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Mesir tentang berbagai tantangan. Duta Besar Otoritas untuk Mesir dan perwakilan tetapnya untuk Liga Arab, Diab Al-Louh, mengatakan bahwa kunjungan Abbas bertujuan untuk mewujudkan konsultasi serta kerjasama permanen dan berkelanjutan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, terhadap berbagai masalah di tingkat Arab, regional dan internasional, terutama apa yang sedang dialami kawasan ini berupa “keadaan yang sangat istimewa”.
Al-Louh menambahkan bahwa pertemuan puncak, yang akan mempertemukan Abbas dengan rekannya dari Mesir, datang dalam kerangka koordinasi bersama antara kedua kepemimpinan, tentang cara yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan di mana “rakyat Palestina tengah berupaya untuk mendapatkan hak-hak mereka yang tidak dapat dinikmati, untuk mencapai hak dalam menentukan nasib sendiri, dan mendirikan negaranya yang merdeka dengan kedaulatan nasional penuh atas semua tanah negara Palestina.
Di saat Presiden Mesir sibuk menerima Presiden Otoritas, entitas Yahudi sibuk menumpahkan darah suci hampir setiap hari di atas tanah yang diberkati. Bukanlah kejahatan mereka yang terakhir apa yang terjadi hari ini di Jenin, yaitu pembunuhan hingga syahidnya Saba’aneh, melukai puluhan, dan penghancuran rumah Raad Hazem yang juga syahid. Sebelumnya, seorang pemuda, Taher Zakarna, dibunuh dengan penuh kebencian di kota Qabatiya, di mana Zakarna dirawat di rumah sakit dengan peluru di kepala, peluru di kaki kanan, peluru di paha kiri, dan tubuhnya terbakar. Di Yerusalem, para pemukim Yahudi menodai Masjid Al-Aqsha. Mereka pagi dan sore melontarkan kata-kata kotor oleh kelompok Kuil dan lainnya, yang terkadang mereka dengan pakaian tidak senonoh dan terkadang pakaian para pendeta Kuil!
Dengan dua adegan ini, yaitu adegan pertemuan Sisi-Abbas, dan adegan pertumpahan darah serta penodaan Masjid Al-Aqsha, tampak sejauh mana kepercayaan entitas Yahudi terhadap rezim pengkhianat Al-Sisi dan Otoritas dalam koordinasi keamanan, bahkan entitas Yahudi menyadari bahwa yang paling bisa dilakukan oleh rezim pengkhianat ini hanyalah mengadakan pertemuan, membuat foto peringatan, pernyataan akhir, serta frasa yang direnungkan tentang proyek dua negara, de-eskalasi, dan negosiasi. Sementara entitas Yahudi menetapkan kebijakan, dan memaksakan fakta di lapangan hingga melampaui aspirasi Otoritas dan rezim yang berkuasa di negara-negara Muslim.
Realitas Sisi, Otoritas, dan rezim lainnya adalah sebagaimana realitas sebelumnya, yaitu pengkhianatan, pengabaian dan pelepasan sebagian besar tanah yang diberkati, tetapi sebagai balasannya entitas Yahudi tidak menerima ini semua, karena mereka ingin seluruh tanah, tidak berkurang sedikitpun. Jadi mereka mulai bergerak, bertemu dan berkonsultasi, bukan untuk menghentikan kejahatan entitas Yahudi, atau untuk melindungi Masjid Al-Aqsha, namun dengan harapan untuk meyakinkan entitas Yahudi agar menerima sebagian besar tanah, bukan semuanya. Jadi, ke lembah curam yang mana lagi rezim-rezim ini bersama otoritas memasukinya!
Dengan normalisasi memalukan dan diamnya terhadap berbagai kejahatan entitas Yahudi, telah menjadikan masalah Palestina berada dalam situasi kritis, dan rakyatnya yang berpegang teguh pada tanah mereka, terkena rencana-rencana setan, Yudaisasi, yang dilakukan dengan cepat, untuk mematahkan, menindas dan menundukkan mereka yang menghalanginya. Adapun Masjid Al-Aqsha, menjadi sasaran serangan sengit yang dimaksudkan untuk diakhiri dengan membaginya secara spasial setelah memberlakukan pembagian temporal, kemudian para pemukim Yahudi ingin menjadikan masjid sebagai tempat untuk memprovokasi, serta melecehkan Islam dan kaum Muslim.
Pertemuan Sisi dan Abbas sehubungan dengan apa yang terjadi di Palestina menunjukkan kelemahan para penguasa yang telah menggadaikan kehendaknya, kemampuan negaranya, dan kekuatan tentaranya untuk melayani tuannya, Amerika. Pertemuan ini, terlepas dari hasilnya, adalah pertemuan persekongkolan yang hanya melayani proyek dua negara Amerika, yang utamanya dirancang untuk menjaga keamanan entitas Yahudi. Jadi, konspirasi yang dilakukan dengan telanjang oleh Sisi dan rezim-rezim lainnya di Teluk dan Turki ini menunjukkan kebutuhan umat akan langkah politik yang sadar untuk menumbangkan kelompok pengkhianat ini, dan mengangkat kepemimpinan yang berdedikasi dan ikhlas, yang akan menuntunnya untuk menyelamatkan tanah yang diberkati dan rakyatnya dari entitas Yahudi, dan kejahatannya yang tak ada habisnya. []
Sumber: pal-tahrir.info, 6/9/2022.