Mediaumat.info – Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim menilai ketika Amerika Serikat (AS) bertarung dengan Cina secara politik dan ekonomi di negeri ini, maka Indonesia akan hancur.
“Ketika dua gajah (AS dan Cina) ini bertarung dan tempatnya di negeri kita. Ya, Indonesia akan hancur. Dan itu fakta,” tuturnya dalam Kabar Petang: Keras!! Perang Dagang AS-Cina Meledak, RI Makin Miskin? di kanal YouTube Khilafah News, Ahad, (24/11/2024).
Menurutnya, secara politik AS dan Cina bersaing untuk menempatkan agen-agennya, agar setiap kebijakan politik maupun ekonomi menguntungkan Cina dan Amerika.
“Kita lihat dari sektor tambang, seperti emas, perak, dan mineral didominasi oleh Amerika. Amerika tetap mempertahankan apa yang sudah ada, selayaknya Freeport itu tetap dipertahankan oleh Amerika,” ucapnya.
“Akan tetapi, tambang-tambang yang baru, kemudian di eksploitasi atau dijarah oleh Cina,” imbuh Arim yang melihat dampak bagi Indonesia sangat menyedihkan.
Jelas Arim, kalau dilihat dalam konteks ekonomi, Indonesia ini merupakan bagian politik luar negeri antara kedua negara imperialis tersebut. Indonesia berada dalam kondisi ingin mengikuti kedua belah pihak.
“Ingin kerja sama dengan Cina, bahkan semakin meningkat dominasi ekonomi Cina di Indonesia, dan enggak mau juga lepas dari Amerika, karena banyak juga agen-agen Amerika yang ada di Indonesia,” tandasnya.
Keadaan seperti ini, lanjut Arim, menyebabkan Indonesia menjadi lebih parah, serta semakin kuat dijajah.
“Ini makin parah kalau kita lihat, baik dalam konteks politik oleh Cina maupun oleh Amerika. Berujung Indonesia sebagai tempat persaingan dalam mengeksploitasi sumber daya alam kita untuk kepentingan kedua negara tersebut,” beber Arim.
Tidak Memiliki Karakter
Kondisi seperti ini, menurutnya, akibat pemimpin yang tidak memiliki karakter. “Pemimpinnya hanya sekadar berpikir yang menguntungkan pribadi-pribadinya dan kelompoknya, tidak memperhatikan rakyat, akhirnya rakyat jadi korban,” ujarnya.
Mungkin mereka diuntungkan, namun hanya untuk segelintir orang saja, misalnya kebijakan-kebijakan yang pro-Cina dan pro-Amerika.
“Untuk kasus Rempang, itu siapa yang dikorbankan? Rakyat. Lalu kasus perpanjangan kontrak karya terkait dengan Freeport oleh Amerika, siapa yang dikorbankan? Rakyat Indonesia,” tanya Arim.
“Ironis, pada akhirnya rakyat yang dikorbankan. Semua kebijakan pro dengan swasta, baik swasta lokal maupun swasta asing dan aseng” pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat