Mediaumat.news – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Probolinggo menonaktifkan Kepala Sekolah TK Kartika V-69, Hartatik, Rabu, 22 Agustus 2018.
Langkah penonaktifan ini dilakukan karena Hartatik dianggap lalai, sehingga terjadi peristiwa pawai TK menggunakan cadar dan membawa replika senjata akhir pekan lalu.
Menanggapi kasus di atas aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ustadz Rokhmat S Labib menilai tindakan ini mengherankan, apa yang salah dengan cadarnya.
“ Cadar itukan menutup aurat yang pasti bahwa para ulama sepakat bahwa menutup aurat bagi kaum wanita adalah seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan dan cadar adalah bagian dari syariat Islam “ ujarnya saat wawancara dengan Media Umat Kamis (25/8/2018), di Jakarta.
Sebagian ulama dari mahzab Syafii menganggap wajah adalah termasuk aurat diluar sholat, oleh karna itu ditutup dengan cadar. Meskipun ada perbedaan pendapat, pemakaian bagian dari syariat Islam.
Tentang reflika senjata, Rokhmat mengatakan, seharusnya tidak perlu di persoalkan. Hal ini tergantung narasinya apa.
“Kalau narasinya itu digunakan untuk melakukan aksi teror di tengah masyarakat maka tentu saja tidak dibolehkan.Tapi seperti yang dikatakan kepala sekolahnya bahwa itu adalah meniru atau mencontoh perjuangan Rasulullah Saw, mestinya tidak dipersoalkan malah kita justru bangga dengan generasi kita yang mencontoh perjuangan Rasulullah Saw,” terangnya.
Apalagi, lanjutnya, kemerdekaan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari jihad fi Sabilillah oleh para syuhada, termasuk perempuan juga punya andil dalam kemerdekaan bangsa ini .
“Seperti Cut Nyak Dien yang mengangkat senjata saat perang mengusir penjajah dan itu diangkat menjadi seorang pahlawan, jadi sekarang apa masalahnya,” tanyanya lagi.
Rokhmat menilai sikap-sikap seperti ini disebabkan karena menguatnya Islamophobia atau kebencian akan Islam dalam rezim sekarang .
Saat ini , lanjutnya, muncul anggapan kalau terkait Islam pasti dipersoalkan. Padahal pada saat yang sama banyak acara peringati kemerdekaan yang melanggar syariat Islam, seperti karnaval bencong, mengumbar aurat. Dan itu tidak dipersoalkan.
“Saya kira rezim saat ini sangat terlihat terpapar Islamphobia, jika ada umat Islam yang melakukan kesalahan sedikit saja maka dipersoalkan, rezim saat ini juga tidak bersikap adil terhadap umat Islam sementara pihak-pihak yang lain menistakan Islam bahkan bertentangan dengan hukum-hukum yang ada dibiarkan,” pungkasnya.()Ghifari