Persekutuan Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan dengan Amerika dan Loyalitasnya Kepadanya

Soal:

Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan Ashim Munir selama kunjungannya ke Amerika mengatakan, “Pakistan ingin memperluas kerjasama bilateral dengan Amerika Serikat melalui kerjasama jangka panjang dan beragam bidang”. Ia menegaskan bahwa “pertemuan-pertemuannya selama kunjungannya ke Amerika Serikat dengan para pemimpin politik dan militer sangat positif”… (laman Angkatan Bersenjata Pakistan berbahasa arab di situs X, 20/12/2023). Komando Angkatan Bersenjata Pakistan telah mengumumkan pada 11/12/2023 tentang kunjungan Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan ke Amerika Serikat dalam kunjungan resmi pertamanya sejak penunjukannya …. Lalu apa maksud dari perluasan kerjasama Pakistan dengan Amerika Serikat dengan kerjasama berbagai bidang … dan bahwa pertemuan-pertemuannya dengan para pemimpin politik dan militer Amerika Serikat adalah positif? Apakah hal itu berarti meningkatnya persekutuan dengan Amerika penjajah, khususnya dalam masalah India dan Kashmir … kemudian terhadap Afganistan … dan juga untuk menghalangi pertolongan kepada warga Palestina menghadapi serangan Yahudi kemudian menerima entitas Yahudi dengan sebutan solusi dua negara? Terima kasih.

 

Jawab:

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas kami paparkan hal-hal berikut:

1- Penunjukkan Ashim Munir sebagai Panglima Angkatan Bersenjata diumumkan pada 24/11/2022 menggantikan Jenderal Qomar Jawed Bajwa dan dengan rekomendasi darinya dan persetujuan dari perdana menteri Syahbaz Syarif yang pro Amerika. Hal itu menunjukkan keinginan Amerika untuk menunjuknya sebagai panglima angkatan bersenjata dan bahwa dia akan menyetujui Amerika atas permintaan-permintaan Amerika sebagaimana Bajwa menyetujuinya dan bekerjasama dengan Amerika … Penunjukannya terjadi pada waktu yang mana Pakistan mengalami krisis ekonomi. Dan dia adalah person yang mungkin untuk menjamin arus uang dari Saudi dan negara-negara teluk lainnya, sebab dia dahulu bertugas di Saudi dan memiliki hubungan yang baik … “Para pengamat melihat bahwa kunjungan Panglima Angkatan Bersenjata telah membuka jalan bagi bantuan-bantuan finansial yang sangat dibutuhkan oleh Pakistan “ (https://tribune.com.pk/, 05/01/2023).

Ashim Munir merupakan bagian dari rezim militer yang secara keseluruhan pro (mengikuti) Amerika… Ia secara bertahap menduduki jabatan keamanan dan militer. Ia dahulu adalah Panglima Wilayah Utara di Angkatan Bersenjata Pakistan antara tahun 2014-2016, kemudian Direktur Intelijen Angkatan Bersenjata pada 2016-2018, dan setelah itu menjabat Direktur Intelijen Umum antara 2018-2019. Ia berperang di wilayah persukuan. Ia termasuk pilar rezim Pakistan yang pro Amerika … Kemudian ia diberhentikan dari jabatan intelijen dengan keputusan dari mantan perdana menteri Imran Khan tanpa dijelaskan sebabnya, dan Fayiz Hamid ditunjuk menggantikan posisinya. Terjadi perselisihan antara Imran Khan dengan angkatan bersenjata atas penunjukan Panglima Angkatan Bersenjata yang akan menggantikan Bajwa ketika berakhir masa jabatannya pada 29/11/2022. Berbagai berita menyebutkan bahwa Imran Khan berselisih dengan Ashim Munir yang dekat dengan Bajwa dan ingin menunjuk Fayiz Hamid, Direktur Intelijen Umum yang dekat dengannya. Tampak bahwa Imran Khan berusaha memaksakan keinginannya terhadap angkatan bersenjata sebagai perdana menteri sehingga tidak terus berada di bawah kendali angkatan bersenjata. Sebab angkatan bersenjata bertindak sebagai wali atas pemerintah dan memaksakan kebijakan-kebijakan yang diinginkan angkatan bersenjata. Disebabkan perselisihan inilah, Imran Khan diberhentikan dan kemudian dituntut hukum atas tuduhan korupsi dan menyebarkan rahasia negara. Di dalam Jawab Soal tanggal 5/5/2022 disebutkan; “… dan seperti yang telah kami sebutkan barusan, Imran Khan tidak memprediksi bahwa semua palayanannya kepada angkatan bersenjata dan berikutnya kepada Amerika yang ada di belakang angkatan bersenjata tidak akan bermanfaat untuknya! Seolah ia tidak menyadari bahwa siapa yang sampai ke pemerintahan dengan dukungan kaum kafir penjajah sebagai agen mereka maka dia bagi mereka menjadi seperti bidak catur yang mereka gerakkan sesuka mereka, bahkan mereka menjatuhkannya sesuka mereka jika ia tidak merealisasi kepentingan-kepentingan mereka tanpa ragu. Dan inilah yang terjadi pada Imran Khan!”  Oleh karena itu, Amerika tidak memprotes penggulingan Imran Khan dan menyetujui hal itu secara implisit. Perlu dicatat, ia adalah agen Amerika. Ia, Bajwa, dan Hamid setuju untuk aneksasi Kashmir ke India pada tahun 2019. Saat itu mereka sedang melakukan kunjungan ke Amerika dan bertemu dengan Presiden Trump dua minggu sebelum aneksasi, dan mereka tidak mengambil tindakan serius untuk menanggapi aneksasi itu. Mereka bahkan menyetujuinya secara implisit untuk menyenangkan Amerika dan menjaga posisi mereka dan beberapa kepentingan sempit. Amerika mendukung kendali angkatan bersenjata atas pemerintah dan rakyat, karena para pemimpin angkatan bersenjata menjadi terkait dengan Amerika dan merealisasi kepentingan-kepentingan imperialistisnya. Berbeda dengan lingkungan politik yang mana di situ terdapat agen-agen Amerika seperti halnya juga terdapat agen-agen Inggris, dan Amerika tidak menjamin loyalitas pemerintah kepadanya jika agen-agen di lingkungan ini berubah.

2- Laman Angkatan Bersenjata Pakistan berbahasa arab di situs X pada 11/12/2023 menyebutkan, “Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan Jenderal Ashim Munir berangkat ke Amerika Serikat dalam sebuah kunjungan resmi. Dalam kunjungannya itu, ia akan bertemu para pejabat senior dan para pejabat Amerika lainnya. Dan ini adalah kunjungan pertamanya sejak ia menjabat”. … Asy-Syuruq News al-Mishriyah pada 11/12/2023 mengutip dari surat kabar The Express Tribune Pakistan yang mengatakan, “Kunjungan ini dilakukan setelah kunjungan para pejabat senior Amerika ke Pakistan minggu lalu. Dan seorang pejabat senior di pemerintahan Biden yang berspesialisasi dalam masalah pengungsi melakukan kunjungan selama empat hari ke Islamabad. Itu merupakan kunjungan pertama dari serangkaian kunjungan para pejabat Amerika di tengah memburuknya hubungan antara Pakistan dan Afghanistan. Asisten Menteri Luar Negeri untuk Biro Kependudukan, Pengungsi dan Imigrasi, Julietta Vance Noyes, tetap berada di Islamabad ibukota Pakistan hingga Kamis lalu, 12/7/2023”. Pada hari ini, laman itu juga mengutip dari Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Ashim Munir yang mengatakan: “Dia mendukung keputusan pemerintah negaranya untuk mendeportasi orang-orang asing yang ilegal dan bahwa mereka mempengaruhi keamanan dan perekonomian Pakistan. Dia juga menegaskan bahwa mereka harus dideportasi dengan bermartabat dan sesuai dengan kenyataan dan hukum yang berlaku”. Di sini terlihat sejauh mana campur tangan Amerika dalam urusan dalam negeri Pakistan, termasuk masalah pengungsi, yaitu masalah yang berkaitan dengan warga Afghanistan yang mengungsi di Pakistan karena perang dan telah bertahun-tahun tinggal di negara kedua mereka, sebagian di antaranya sejak beberapa dekade lalu… Mereka bukan orang asing, melainkan negeri Muslim yang satu. Dan Amerikalah yang mengeksploitasi perbedaan-perbedaan pendapat antara dua negeri Muslim: Pakistan dan Afghanistan, untuk mengeksploitasi perbedaan-perbedaan pendapat ini dalam upaya mengokohkan pengaruhnya di wilayah tersebut… Begitulah, Amerika ingin membuat hubungan di antara keduanya (Pakistan dan Afghanistan) menjadi tegang dan mencegah persatuan mereka. Dan kemudian Pakistan disibukkan dengan ketegangan di antara mereka dengan Afghanistan, bukannya disibukkan dengan memerangi India untuk membebaskan Kashmir! Jadi India terjamin keamanan frontnya dengan Pakistan, dan pemerintahan Modi memfokuskan upayanya untuk melayani Amerika dalam konflik dengan China.

​3- Laman al-Ma’rifah mengutip halaman Dâwin al-Bâkistâniyah pada 15/12/2023 yang mengatakan, “Panglima Angkatan Bersenjata Ashim Munir bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin pada 14/12/2023. Dan setelah pertemuan itu, Pentagon mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan, “Kedua pejabat tersebut mendiskusikan perkembangan keamanan regional terkini dan bidang-bidang yang potensial untuk kerjasama pertahanan bilateral”.  Dan ia “bertemu dengan Jenderal Q. Brown, Ketua Kepala Staf Gabungan”. Laman tersebut menyatakan: “Panglima angkatan bersenjata bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Blinken, Deputi Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Victoria Nuland, dan Wakil Penasihat Keamanan Nasional Jonathan Fenner pada 15/12/2023”. Laman tersebut mengutip juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang mengatakan, “Pakistan merupakan mitra penting, dan kami berinteraksi dengan kelompok luas dari berbagai poros di pemerintahan Pakistan… Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan kami dengan Pakistan di bidang keamanan regional dan kerja sama pertahanan”. Laman tersebut mengutip sumber diplomatik tentang pertemuan Panglima Angkatan Bersenjata dengan Blinken yang mengatakan, “keduanya membahas hubungan bilateral secara keseluruhan dan situasi regional”. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menjawab pertanyaan tentang pertemuan Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan dan kepala Badan Intelijen Pakistan dengan Anthony Blinken, dengan mengatakan: “Kami berharap dapat bermitra dengan mereka dalam kerja sama keamanan dan pertahanan regional”… (website pemerintah AS, 18/12/2023).

Semua ini menunjukkan perluasan pertemuan angkatan bersenjata, keamanan, dan bahkan politik Panglima Angkatan bersenjata Pakistan, dan seolah-olah dia adalah kepala negara!… Bukan tidak mungkin Amerika menginginkan dari perluasan pertemuan-pertemuan ini untuk mengatur ulang permasalahan di Pakistan. Karena Amerika ingin memverifikasi bahwa orang-orang dan kebijakan-kebijakan di Pakistan sesuai dengan keinginannya, terutama karena pemilu di Pakistan semakin dekat (Februari 2024), jika tidak ditunda… Begitulah, meskipun pertemuan-pertemuan ini pada zhahirnya di bawah nama “kerja sama”, tetapi pada hakikatnya itu adalah loyalitas kepada Amerika… Yang sangat aneh, Panglima Angkatan Bersenjata Ashim Munir, tampil begitu relijius sehingga sebagian orang menyebutnya “Jenderal Mullah”, yakni syaikh! Meski demikian, ia menyatakan aliansi dengan Amerika, mengikuti rencana-rencananya, mengimplementasikan tujuan-tujuannya, dan membuka jalan bagi Amerika untuk memperluas pengaruhnya di kawasan di bawah nama kemitraan dan kerja sama keamanan dan pertahanan… Seolah-olah ia tidak menyadari bahwa relijiusitas yang benar dengan Islam mewajibkan baginya loyalitas kepada Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa dan kepada Rasul-Nya saw., dan bukan kepada orang-orang kafir.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُبِيناً﴾

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (TQS an-Nisa’ [4]: 144).

Jadi relijiusitas itu bukanlah sebutan kosong tanpa isi!

﴿أَفَلَا يَعْقِلُونَ﴾

“Maka apakah mereka tidak memikirkan?” (TQS Fasin [36]: 68).

4- Laman Shawt al-Bâkistân (Voice of Pakistan) melansir pada 19/12/2023: “Kepala Staf Angkatan Bersenjata Letnan Jenderal Sayid Ashim Munir mengunjungi markas Komando Pusat di Tampa Bay, Florida dan membahas berbagai masalah, termasuk hubungan angkatan bersenjata dan keamanan regional dengan Jenderal Michael Corella, Panglima Komando Pusat Amerika Serikat. Humas Angkatan Bersenjata Pakistan mengatakan dalam pernyataannya bahwa Kepala Staf Pakistan mengunjungi markas Komando Pusat AS dan mengadakan pembicaraan mendalam dengan Panglima Komando Pusat AS, Jenderal Michael Eric Corella. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak bertukar pandangan secara rinci mengenai isu-isu yang menjadi perhatian bersama, khususnya kerja sama di bidang keamanan regional. Kepala Staf Pakistan mengatakan bahwa para jenderal kedua angkatan bersenjata bertukar pandangan tentang metode pelatihan bersama dan menegaskan kembali perlunya meningkatkan interaksi pelatihan… Dalam kunjungan tersebut, jenderal paling senior Pakistan itu juga mengunjungi Pusat Operasi Gabungan Pusat Komando AS… Dan pemerintahan Biden memberikan dukungan kepada Pakistan… Pemerintahan Biden menggambarkan Pakistan sebagai “sekutu utama di luar NATO”.

Dari hal itu jelas sejauh mana pentingnya kunjungan tersebut dan sejauh mana pentingnya person Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan bagi pemerintah Amerika dan pertemuan-pertemuannya dengan para pejabat tinggi Amerika dan pembahasan mereka dengannya dalam isu-isu penting dan pemfokusan pada kerjasama keamanan dan pertahanan, yakni agar Pakistan menjadi ujung tombak Amerika di kawasan untuk memerangi pergerakan-pergerakan kaum Muslim melawan Amerika dan untuk menjaga pengaruhnya di sana. Juga jelas bahwa Amerika tidak mencukupkan dengan agen-agen dari kalangan politisi tetapi juga agen-agen militer dengan sebutan interaksi dengan kelompok-kelompok yang luas dari berbagai poros di dalam pemerintahan Pakistan. Dan Pakistan dinilai sebagai mitra penting yakni pelayan penting untuk politik-politik Amerika di kawasan. Perlu diketahui bahwa Amerika telah mengumumkan Pakistan sebagai sekutu utama di luar NATO sejak 2004.

5- Laman Angkatan Bersenjata Pakistan berbahasa arab mengatakan di situs X pada 20/12/2023, “Panglima Angkatan Bersenjata Ashim Munir berpartisipasi dalam dialog gamblang dengan para anggota pusat-pusat penelitian dan media-media terkemuka AS. Panglima Angkatan Bersenjata menjelaskan pandangan Pakistan tentang keamanan regional, terorisme lintas batas dan pentingnya menjaga kestabilan strategis di Asia selatan”. Panglima Angkatan Bersenjata mengatakan, “Pakistan merupakan negara yang penting dari sudut pandangan geopolitik dan geoekonomi dan ingin mengembangkan diri sebagai pusat komunikasi dan portal ke asia tengah dan ke luarnya”. Ia menegaskan bahwa “Pakistan ingin memperluas kemitraan bilateral dengan Amerika Serikat melalui kemitraan jangka panjang dan beragam bidang”. Ia menekankan bahwa “pertemuan-pertemuannya selama kunjungannya ke Amerika Serikat dengan para pemimpin politik dan militer sangat positif”. Ia menyoroti bahwa “Pakistan berdiri sebagai benteng melawan terorisme lintas batas selama beberapa dekade untuk menjamin kestabilan regional serta perdamaian dan keamanan global”.

Ia menjelaskan bahwa “Pakistan memberikan berbagai kontribusi dan pengorbanan yang tidak ada duanya dalam perangnya terus menerus melawan terorisme. Dan Pakistan akan melanjutkan perjuangan sampai akhir…”. Sebagaimana ia juga menyoroti atas pentingnya menyelesaikan isu Kashmir sesuai harapan rakyat Kashmir dan keputusan-keputusan Dewan Keamanan PBB. Ia mengatakan, “Kashmir merupakan konflik internasional dan langkah sepihak tidak akan mengubah tabiat konflik ini melawan keinginan jutaan penduduk kawasan”. Sebagaimana ia juga menyoroti atas perlunya segera menghentikan berbagai penderitaan di Gaza dan menyediakan bantuan-bantuan kemanusiaan serta implementasi solusi dua negara untuk merealisasi perdamaian langgeng di kawasan”.

6- Di sini Panglima Angkatan Bersenjata memfokuskan pada keinginannya dalam memperluas aliansi dengan Amerika dan loyalitasnya kepada Amerika dengan sebutan kemitraan bilateral dan ia inginkan jangka panjang dan beragam bidang, yakni dalam semua bidang, dan ia ingin menjadikan Pakistan sebagai benteng bagi Amerika untuk memerangi ummat dan pergerakan ummat bersifat pembebasan di bawah sebutan memerangi terorisme lintas batas, yakni antara Afghanistan dan Pakistan secara khusus dan negeri-negeri islami lainnya secara umum. Perlu diketahui bahwa Pakistan dan Afghanistan adalah satu negeri yang dibagi dan digariskan perbatasannya oleh para penjajah yang dahulu mencaplok negeri ini dan mereka bagi menjadi beberapa negara yang saling berselisih sehingga tetap lemah, tidak kuat melakukan sesuatu dan sehingga mereka dapat mengontrolnya, menjajahnya dan menggunakan sebagiannya melawan sebagian yang lain.

Adapun Kashmir, kunjungan Jenderal Munir ke Washington bertepatan waktunya dengan dukungan Mahkamah Agung India atas aneksasi bagian dari Kashmir yang dikontrol oleh India yang telah dianeksasi ke India. Al-Jazeera.net mengutip pada 14/12/2023: “Dewan Peradilan yang terdiri dari lima orang hakim termasuk Ketua Mahkamah Agung Chandrachud, mengumumkan keputusannya pada 12 Desember menerima keputusan pemerintah pusat mencabut otonomi untuk Kashmir…”. Dan India tidak mengambil keputusan ini kecuali dengan persetujuan dan dukungan Amerika. Meski demikian, Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan mengunjungi Amerika seraya lupa atau berpura-pura lupa dengan dukungan Amerika untuk India dan permusuhannya terhadap Pakistan! Kemudian Panglima Angkatan Bersenjata menilai isu Kashmir sebagai isu internasional dan bahwa isu Kashmir diselesaikan menurut keputusan jahat PBB. Perlu diketahui bahwa isu Kashmir merupakan isu islami dan Kashmir merupakan negeri islami yang dicaplok oleh India yang wajib bagi Pakistan untuk membebaskannya dan membantu penduduknya dalam melawan pendudukan dan arogansi orang-orang hindu, apalagi Pakistan memang mampu melakukan hal itu, sebab gerakan-gerakan jihadi Kashmir hampir meraih kemenangan atas India dengan dukungan dari militer Pakistan dalam perang gunung Kargil tahun 1999 seandainya tidak ada pengkhianatan perdana menteri Nawaz Syarif dan Panglima Angkatan Bersenjata Pervez Musyarraf ketika itu yang diperintahkan oleh Amerika untuk menghentikan dukungan tersebut dan menarik pasukan Pakistan dan mengumumkan gerakan-gerakan Kashmir sebagai teroris.

Adapun serangan Yahudi yang brutal terhadap Gaza dan solusi dua negara yang dikatakan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan “implementasi solusi dua negara untuk merealisasi perdamaian langgeng di kawasan”, maka Palestina tanah yang diberkahi … merupakan tanah islami yang tidak boleh Yahudi memiliki kekuasaan di sana, dan solusi dua negara tidak boleh memiliki tempat di situ. Akan tetapi sebagaimana dahulu difutuhat oleh al-Faruq, dijaga oleh Khulafaur Rasyidun, dibebaskan oleh Shalahuddin dan dilindungi oleh Abdul Hamid dari Yahudi … Begitu pula, Palestina merupakan negeri islami … tidak ditawarkan untuk dijual, tidak menerima pembagian antara warganya dengan orang yang mencaploknya dan mengusir warganya dari sana … jadi solusinya bukanlah solusi dua negara, tetapi sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa adalah solusi yang hak.

﴿وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ﴾

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu” (TQS al-Baqarah [2]: 191).

7- Sesungguhnya masalahnya ada pada pola pikir para penguasa Pakistan dan para komandan angkatan bersenjata dan cara berpikir mereka yang salah. Sebab mereka menjadikan diri mereka taat kepada Amerika. Padahal mereka memiliki potensi yang besar dalam menjadi negara besar yang menantang dan menyaingi Amerika, dan mereka menyelesaikan isu-isu dan persoalan-persoalan mereka sendiri menurut konsepsi dan norma-norma agama mereka yang dibawa oleh Rasulullah saw sebagai wahyu dari Allah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa, dan membebaskan orang-orang arab dari konflik jahiliyah di antara mereka dan menjadikan mereka dengan Islam sebagai sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia … membebaskan negeri Persia dan menghilangkan negara Persia yang kala itu merupakan negara besar … membebaskan Konstantinopel ibukota Romawi yang kala itu juga merupakan negara besar … Dan kemuliaan Islam dan kaum Muslim dengan Daulah Islam yang menyinari dunia dengan keadilan dan berikutnya membenarkan yang hak dan yang batil menjadi lenyap, sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap… Dan inilah yang Hizbut Tahrir meminta pertolongan kalian untuk merealisasinya dengan tegaknya Daulah Islam, al-Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah SWT:

﴿وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ﴾

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa” (TQS an-Nur [24]: 55).

Dan yang telah disampaikan kabar gembiranya oleh Rasul-Nya saw:

«ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ» أخرجه أحمد

“Kemudian ada kekuasaan yang diktator dan akan ada sesuai kehendak Allah, kemudian Dia mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya, kemudian ada khilafah yang yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian beliau diam” (HR Ahmad).

21 Jumadal Akhirah 1445 H

03 Januari 2024 M

 

https://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/93072.html

 

Share artikel ini: