Mediaumat.news – Massa sejak pagi hingga sore hari terlihat memadati jalan protokol, tepat di depan gedung DPR RI. Massa aksi yang tergabung dalam ratusan ormas Islam tersebut menuntut ditolaknya Perppu Ormas yang tengah dibahas dalam sidang paripurna, Selasa (24/10/2017).
Para peserta mulai dari kalangan pemuda, mahasiswa, tokoh intelektual, kiai dan habaib, hingga kalangan ibu-ibu. Bahkan di antara kalangan ibu tersebut, ada yang menggendong anak-anaknya di tengah terik matahari.
Peserta aksi sedari pagi semangat menanti hasil keputusan DPR, berharap Perppu ormas ditolak. Namun tampaknya, DPR yang dianggap sebagai wakil rakyat ternyata tak memutuskan sesuai dengan kepentingan rakyatnya.
Sekitar pukul 17.00 massa aksi mendengar dari mobil komando yang menginformasikan bahwa Perppu Ormas sah menjadi UU. Sontak para peserta yang wajahnya terlihat menyimpan lelah berubah menjadi geram.
Beberapa peserta aksi yang duduk mulai berdiri, barisan aksi yang semula renggang mulai merapat. Ketua Umum Presidium 212 Ustadz Slamet Maarif pun membacakan pernyataan sikap, dengan nada tegas ia menyatakan, “Presidium 212 akan terus melanjutkan perlawanan terhadap rezim yang mengidap penyakit Islamophobia!”
Ustadz Slamet Maarif menambahkan bahwa Perppu Ormas yang telah menjadi alat untuk membunuh HTI sebagai korban pertama, berdasarkan pengalaman sejarah, juga akan melenyapkan kekuatan umat Islam satu demi satu. Ia pun mengingatkan para Ulama’ dan Tokoh Islam yang mendukung rezim diktator ini “telah melacurkan akidahnya demi segenggam dunia pada gilirannya juga akan dilenyapkan.”
Para peserta aksi yang mulai geram atas sikap rezim dan parpol pendukung Perppu Ormas mulai diarahkan untuk duduk guna menjaga situasi aksi agar tetap tenang. Rangkaian tahlil dan shalawat dikumandangkan, doa dan munajat dari para ulama’ yang berada di mobil komando aksi diaminkan oleh para peserta aksi, do’a untuk keselamatan kaum Muslimin dan rintihan kekecewaan atas ketidakadilan dan kesewenang-wenangan, berharap agar rezim diktator dan anti terhadap Islam dihancurkan kekuasaannya sehancur-hancurnya.
Menjelang Maghrib, presidium 212 mengutus perwakilan untuk masuk ke dalam gedung DPR. Meminta klarifikasi atas disahkannya perppu Ormas. sementara barisan massa aksi pun terus bergemuruh, secara serentak mereka meneriakkan “Khilafah, Khilafah, Khilafah”. Seruan Khilafah terus menggema di tengah cahaya senja terpancar memerah memasuki waktu Maghrib. Aksi ini usai selepas shalat Maghrib berjamaah di depan DPR.[] Firman Kelana/Joy