Para pejabat Eropa mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa dalam beberapa pekan terakhir, kabut perpecahan semakin gelap menyelimuti anggota NATO terkait seberapa besarnya dukungan yang akan diberikan kepada Ukraina.
Di satu sisi, negara-negara Eropa Barat yang dipimpin oleh Prancis dan Jerman enggan mengirim senjata berat ke Ukraina, dan berusaha melanjutkan dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, serta menyerukan solusi negosiasi untuk mengakhiri perang.
Di sisi yang lebih ketat, ada Amerika Serikat, Inggris, serta negara-negara Eropa utara dan tengah, termasuk negara-negara Baltik, Polandia, dan Republik Ceko. Negara-negara ini ingin menempatkan persenjataan yang lebih canggih di tangan Ukraina dan menentang pembicaraan dengan Rusia, bahkan beberapa telah mencegah Kyiv untuk merundingkan kesepakatan damai dengan Moskow.
Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins mengatakan kepada Politico bahwa “Rusia harus kalah. Tujuan utama kami adalah agar Rusia kalah, dan di sisi lain adalah Ukraina harus memenangkan perang. Jika tidak demikian, maka itu artinya kita memiliki situasi keamanan yang sangat buruk di Eropa.” (hizb-ut-tahrir.info, 1/6/2022).