Mediuamat.id – Pernyataan Wamenlu dan juga Menteri LHK Siti Nurbaya sudah jelas menegaskan bahwa Indonesia akan terus melakukan deforestasi, hal ini bisa dilihat dari cuitannya yang membuat gaduh beberapa waktu lalu. Demikian diungkap oleh CEO IMuNeID (Institut Muslimah Negarawan) Fika Komara.
“Indonesia memang masih bersikap mendua dalam soal deforestasi ini, ada upaya menghentikannya tetapi dengan alasan pembangunan tidak bisa menghentikan total. Ditambah adanya pengertian deforestasi yang berbeda-beda antar lembaga negara juga antar negara. Akibatnya, angka deforestasi selalu tidak sama,” ungkapnya kepada Mediaumat.id pada Minggu (06/11/2021).
Di sisi lain sikap mendua ini menunjukkan adanya tekanan pada negara berkembang seperti Indonesia, Inggris memang sedang punya agenda tersembunyi soal deforestasi di forum COP 26 ini. Negara-negara maju pencemar lingkungan yang hadir.
“Pada intinya hanya memperhatikan kepentingan nasional mereka masing-masing. AS ingin membatasi pertumbuhan China – dengan menekannya melalui isu lingkungan,” kata Fika.
Mengutip dari Aktivis Muslim Inggris Yahya Nisbet, Inggris berusaha memposisikan dirinya sebagai pemimpin global dalam teknologi hijau dan ingin mempromosikan agenda ini demi mempromosikan berbagai peluang bisnis.
“Oleh karena itu, COP26 harus dilihat sebagai kumpulan negara-negara yang sedang memperjuangkan kepentingan geopolitiknya untuk membenarkan aksi mereka, seraya tetap mempromosikan citra bahwa mereka peduli pada planet ini dan penduduknya. Namun kenyataannya, itu semua hanyalah pepesan kosong,” jelas Fika.
Inilah ketidakadilan bagi negara berkembang seperti Indonesia yang selalu menjadi objek dari negara maju. Jika negara-negara berkembang menjadi bagian dari “perjanjian hijau” apa pun di masa depan maka perkembangan mereka akan dicegah sedemikian rupa sehingga tidak akan menjadi negara industri.
“Negara-negara ini akan dipaksa untuk menjual kuota CO2 mereka ke negara-negara maju,” pungkas Fika.[] Fatih Solahuddin