Pernyataan Sikap Ulama Jakarta “Khilafah dan Jihad Solusi Hakiki Masalah Palestina”

Mensikapi pernyataan Donald Trump, Presiden Amerika, yang menetapkan Yarusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan tidak tergasnya sikap penguasa muslim, Ulama Jakarta menyelenggarakan Mudzakarah Ulama Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Ma’had Daarul Muwahhid, Srengseng, Jakarta Barat.

Mudzakarah diselenggarakan Senin, 25 Desember 2017, dihadiri sekitar 70 ulama. Beliau antara lain: KH Shoffar Mawardi, Habib Kholilullah Al Habsyi, Habib Ahmad Idrus Al Habsyi, Ustad Ace Suheri, Ustad Mukhlis, H.M. Asrori Muzakki, dll

Mudzakarah Ulama kali ini berhasil menyatukan pendapat Alim Ulama atas permasalahan Palestina. Kesepakatan ini tertuang dalam 6 poin pernyataan sikap sebagai berikut:

1. Kami Para Ulama menolak klaim Presiden AS Donald Trump bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel karena klaim itu makin menguatkan cengkeraman zionis Israel atas Tanah Suci Palestina. Namun demikian, Kami juga menolak tegas untuk mengakui Tel Aviv sebagai ibukota Israel, karena hal itu berarti mengakui keberadaan negara Israel yang dibangun di atas tanah rampasan, yakni Tanah Palestina.

2. Kami Para Ulama menyadari bahwa forum-forum internasional yang diadakan untuk membahas permasalahan Palestina, hanya sebagai upaya untuk meredam kemarahan publik kaum Muslimin sehingga tidak menjadi gerakan yang lebih besar serta membahayakan rezim dan hegemoni kapitalisme negara kafir penjajah. Selain itu, forum tersebut hanya memberikan solusi semu bagi masalah Palestina, yaitu solusi dua negara, yang berarti pengakuan terhadap keberadaan Israel, sang penjajah Palestina. Alhasil, ini adalah solusi palsu yang harus ditolak kaum muslimin karena ini bukanlah solusi, melainkan bentuk pengakuan dan pembenaran terhadap perampokan Israel atas Tanah Palestina.

3. Kami Para Ulama menyerukan kepada Penguasa dan seluruh kaum muslimin, untuk menyadari dengan sepenuhnya bahwa solusi hakiki untuk masalah Palestina adalah memerangi dan mengusir Israel dari seluruh tanah Palestina dengan cara melakukan Jihad Fi Sabilillah, sebagiamana firman Allah SWT:
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ

Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin (TQS at-Taubah [9]: 14).

4. Solusi Jihad Fi Sabilillah sangat mungkin dilakukan karena kekuatan militer negeri Muslim saat ini sangatlah besar, namun hal ini tampaknya mustahil terjadi mengingat tidak ada satupun negeri Muslim saat ini yang menjadikan akidah dan syariah Islam sebagai asas dan standar bernegara, termasuk mengadopsi Jihad Fi Sabilillah dalam politik luar negerinya.

Karena itu penyelesaian tuntas masalah Palestina tidak lain adalah dengan mewujudkan kekuasaan Islam yang berlandaskan akidah dan syariah Islam, yaitu Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah, yang akan melancarkan jihad terhadap siapa saja yang memusuhi Islam dan kaum Muslimin.

5. Kami Para Ulama menyerukan kepada Penguasa Negeri Muslim untuk memutuskan segala bentuk hubungan diplomatik dan hubungan internasional lainnya dengan negara kafir penjajah seperti Amerika Serikat, apalagi Israel. Ini adalah sebagai bentuk sikap tegas yang menggambarkan kewibawaan kita, kaum muslimin, dihadapan negara kafir penjajah.

6. Apabila seruan kami tidak diindahkan, maka kami Para Ulama tidak akan segan-segan untuk melakukan aksi penolakan dengan mendatangkan massa kaum muslimin, yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dengan jumlah massa yang jauh lebih besar daripada aksi-aksi sebelumnya.

Jakarta, Senin, 25 Desember 2017
Tertanda

KH. Shoffar Mawardi

Share artikel ini: