Pernyataan Macron dan Upaya Membebaskan Eropa dari Amerika hanya Keinginan tanpa Tindakan

Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat pernyataan mengejutkan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis “Les Echos”, dan beberapa penyataan paling penting yang disebutkan di dalamnya dapat dirangkum dalam poin-poin berikut:

1- Pengurangan ketergantungan Eropa pada dolar AS harus dimulai.

2- Ketergantungan Eropa pada Amerika harus dihentikan dan kemerdekaan strategis benua itu harus dicapai.

3- Perlunya untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada senjata dan sumber energi Amerika.

4- Hindari ditarik ke dalam konfrontasi antara Beijing dan Washington atas krisis Taiwan.

**** **** ****

Pernyataan ini muncul setelah kunjungan Macron ke China, di mana dia berkata: “Eropa tidak boleh terlibat dalam konflik di Taiwan dan harus menjadi kutub ketiga yang independen dari Washington dan Beijing.” Macron menunjukkan sikap yang berbeda dari sikap Amerika terhadap masalah Taiwan, sedang presiden China menyambut baik sikap independen Prancis ini dari sikap Amerika.

Adapun tanggapan Barat yang paling menonjol dan yang terpenting terhadap pernyataan Prancis tersebut, di antaranya adalah pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Kirby, yang mengabaikan pernyataan Macron tersebut, “Kami merasa nyaman dan percaya penuh pada hubungan bilateral kami yang sangat baik dengan Prancis,” katanya.

Sementara Senator AS Marco Rubio, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengatakan: “Amerika Serikat harus bertanya kepada orang Eropa lainnya apakah mereka mendukung presiden Prancis.” Dia menambahkan, “Apakah Macron berbicara atas namanya atau dia berbicara atas nama Eropa?”

Peneliti Hudson Institute Richard Weitz menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan: “Macron berbicara atas nama Macron dan bukan atas nama Eropa, bahkan bukan tentang sikap yang mewakili kebijakan Prancis.”

Pernyataan Macron tidak diabaikan oleh orang-orang Eropa yang prihatin, kecuali pernyataan yatim piatu oleh Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, yang secara umum mendukung pendekatannya terhadap kemerdekaan strategis Eropa dari Amerika. Sementara sebagian besar politisi Eropa terkemuka diam tidak mengomentarinya. Sedangkan yang lain menyerangnya, termasuk seorang wakil Jerman di Bundestag, termasuk pakar urusan luar negeri di Partai Demokrat Kristen, Norbert Rottgen, yang mengatakan: “Macron mengisolasi dirinya di Eropa, melemahkan Uni Eropa, dan bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Komisi Uni Eropa di Beijing.”

Pernyataan seperti itu bukanlah hal baru bagi para pemimpin Prancis sejak zaman de Gaulle hingga Macron, sebagian besar presiden Prancis biasa membuat pernyataan berapi-api yang mencoba menyoroti kemerdekaan Prancis dari kebijakan Amerika. Mereka berjuang untuk membangun strategi Eropa yang berbeda dari Amerika, tetapi semua pernyataan ini tetap teoretis dan tidak diterapkan di lapangan. Itu lebih dekat dengan keinginan daripada tindakan politik, dan mungkin alasannya adalah karena kelemahan internasional Prancis, serta ketidakmampuannya untuk menarik orang Eropa ke kecenderungan pemisahan diri dari aliansi Amerika.

Akan tetapi, persoalan Prancis, khususnya, dan Eropa pada umumnya mengenai persoalan kemerdekaan dari Amerika terletak pada dua persoalan:

Pertama, keterlibatan Eropa secara keseluruhan dalam NATO di bawah kepemimpinan Amerika, yang menahan nafasnya.

Kedua, ketidakmampuan Eropa untuk bersatu di antara mereka sendiri secara politik, dan negara-negara itu tetap heterogen dalam kebijakan mereka, serta berbeda dalam kekuatan mereka, bahkan kebanyakan dari mereka diselimuti pengaruh Amerika yang cukup besar.

Dua persoalan ini telah menjadikan Eropa lebih seperti sandera Amerika dalam politik internasional, sampai-sampai tidak pernah bisa menjadi kutub independen atau internasional ketiga seperti yang diinginkan Macron, sehingga tidak berhasil menjadi seperti Rusia atau China di kancah internasional, namun tetap melekat secara internasional ke Amerika.

Dengan demikian, pernyataan Macron, seperti pernyataan para pemimpin Prancis dan Eropa lainnya, yang hanya menjadi keinginan politik semata dan tidak akan pernah naik ke level tindakan politik atau keputusan politik. [Ahmad Khotwani]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 14/4/2023.

Share artikel ini: