Pernyataan JK Bahwa Ekonomi Dikuasai Keturunan Cina, IJM: Bukanlah Sesuatu yang Aneh

Mediaumat.id – Menanggapi pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang mengatakan ekonomi Indonesia masih dikuasai oleh keturunan Cina, Direktur Indonesian Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengatakan hal ini bukanlah sesuatu yang aneh lagi.

“Bukanlah sesuatu berita aneh lagi di Indonesia kenyataannya sejak zaman-zaman dahulu sampai sekarang para penguasa pengusaha asal Cina dan keturunannya sudah terlebih dahulu terjun ke dalam dunia bisnis mulai dari bisnis dari akibat keturunan maupun berdiri sendiri di Indonesia,” tuturnya dalam Program Aspirasi: Minoritas Menguasai Ekonomi Indonesia??? di kanal YouTube Justice Monitor, Selasa (16/5/2023).

Hal itu terjadi, ungkapnya, karena memang sistem kapitalisme di Indonesia menciptakan kesenjangan ekonomi yang sangat lebar. “Bahkan regulasi menyuburkan iklim kompetisi yang tidak baik sehingga tercipta oligarki konglomerasi dan monopoli,” tuturnya.

Ia menyebut, penyebab banyaknya pribumi yang miskin karena disebabkan oleh kemiskinan yang terstruktur. “Namun kapitalismelah yang membuat jurang antara kaya dan miskin makin menganga, segelintir orang menguasai hajat hidup masyarakat sehingga masyarakat sulit memenuhi dan mengakses kebutuhan pokok secara murah maupun gratis,” ujarnya.

Agung mengatakan, dampak penerapan dari kapitalisme sebenarnya sudah diungkap oleh Bank Dunia. “Seberapa keras rakyat bekerja tetap tidak bisa mengeluarkan mereka dari ancaman kemiskinan yang terjadi adalah besar pasak daripada tiang,” ungkapnya.

Menurutnya, bentuk ketahanan negara dari ancaman kemiskinan adalah kementerian terkait pangan yang saat ini ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan sangat tinggi.

“Akibatnya swasembada pangan makin jauh dari harapan. Bagaimana mau melakukan swasembada jika lahan pertanian semakin hari semakin beralih ke proyek-proyek strategis negara,” bebernya.

Selain itu, lanjutnnya, pemanasan global yang menyebabkan iklim ekstrem terjadi akibat keserakahan kapitalisme yang merusak tatanan kehidupan secara global.

“Industrialisasi digencarkan, pembangunan infrastruktur tidak memperhatikan dampak lingkungan dan terjadi eksploitasi besar-besaran atas sumber daya alam sehingga menyebabkan bencana ekologi dan hidrologi,” imbuhnya.

Agung menilai, sumber masalahnya terdapat pada penerapan ideologi kapitalisme. “Termasuk kesenjangan sosial yang terjadi adalah akibat kapitalisme, persoalannya bukan sekadar pengusaha dari keturunan Cina, banyak juga pengusaha pribumi yang cukup serakah sehingga mengakibatkan kesenjangan sosial antara kaya dan miskin,” pungkasnya.[] Robby Vidiansyah Prasetio

Share artikel ini: