Mediaumat.news – Peristiwa 9/11 WTC yang memicu peningkatan Islamofobia di Amerika, dinilai Pengamat Politik Internasional Farid Wajdi sebagai pra kondisi untuk melegitimasi Amerika jadi polisi dunia dengan mengatasnamakan perang melawan terorisme, padahal yang disasar adalah Islam.
“Jadi bisa kita lihat, simpulkan, bahwa serangan WTC ini adalah pra kondisi untuk menjadi legitimasi Amerika untuk menjadi polisi dunia dengan mengatasnamakan perang melawan terorisme yang intinya itu adalah perang melawan Islam dan kaum Muslim,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Ahad (12/9/2021).
Farid memandang, pasca Perang Dingin sebenarnya dunia berharap konstelasi internasional itu dalam konstelasi multipolar, atau pusat-pusat kekuatan dunia menyebar di berbagai wilayah dunia. Agar tidak ada satu atau dua negara yang mendominasi dunia. Dengan konstelasi multipolar tersebut harapannya tidak ada negara yang memaksakan kehendaknya ke negara lain dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki.
“Namun Amerika dengan kerakusan kapitalismenya tidak menginginkan hal itu. Sehingga Amerika menyusun rencana strategis pasca Perang Dingin, dengan tidak memberikan ruang bagi munculnya kekuatan-kekuatan politik di dunia selain Amerika.
Oleh karena itu, kata Farid, untuk menguasai dan mengintervensi dunia secara penuh, Amerika membutuhkan suatu legitimasi. Saat Perang Dingin, Amerika memiliki legitimasi untuk masuk ke negara lain dengan apa yang dinamakan containment policy, atau politik pembendungan. Yaitu dengan alasan membendung penyebaran ideologi komunisme, Amerika masuk ke berbagai kawasan dunia termasuk Indonesia.
Tapi setelah Perang Dingin usai, ungkap Farid, Amerika sudah tidak memiliki lagi legitimasi yang kuat untuk masuk ke negara lain. Oleh karena itu, Amerika membutuhkan suatu pra kondisi untuk bisa masuk ke negara-negara lain sesuai keinginannya menguasai dunia. Dan peristiwa pra kondisi itu adalah peristiwa 9/11 WTC.
Farid melihat, saat ini setelah Perang Dingin, legitimasi itu adalah perang melawan terorisme (war on terrorism). Pada saat Perang Dingin, ideologi yang dijadikan ancaman bersama adalah komunisme. Saat ini, idieologi yang dijadikan ancaman bersama oleh Amerika adalah Islam.
“Oleh karena itu sejak awal global war on terrorism adalah kebijakan politik luar negeri Amerika yang didesain untuk kembali menguasai dunia sebagai polisi dunia dengan menjadikan Islam dan umat Islam sebagai sasarannya,” pungkas Farid.[] Agung Sumartono