Peringati Penaklukan Konstantinopel, Warga Banyuwangi Gelar Tabligh Akbar

 Peringati Penaklukan Konstantinopel, Warga Banyuwangi Gelar Tabligh Akbar

Rabu 15 Januari 2020, Tabligh Akbar yang diselenggarakan LPDS Qolbun Salim  di salah satu masjid Banyuwangi kota berlangsung lancar. Acara tersebut dihadiri sekitar dua ratusan jamaah,  mengambil tema “Peringatan Penaklukan Konstantinopel 1453 M”.

Menurut Ustadz H. Haironi, MPd selaku Ketua LPDS  Qolbun Salim bahwa tujuan utama dari acara ini adalah mengingatkan kaum muslimin tentang sejarah emas peradaban Islam yang pernah berhasil ditaklukkan yakni Konstantinopel oleh seorang Khalifah muda Sultan Muhammad Al Fatih dalam rangka mewujudkan Bisyarah Rasulullah  saw. Peristiwa tersebut adalah momen yang luar biasa, mengingatkan kepada jamaah dan kaum muslimin secara umum bahwa masih ada bisyaroh Rasulullah yang belum terwujud yaitu kota Roma yang harus ditaklukkan. Beliau mengajak untuk terus berjuang menegakkan syariat Islam dan khilafah sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Pada sesi selanjutnya pidato Peringatan Penaklukan Konstantinopel yang disampaikan oleh KH. Muhammad Asyrofi, beliau menyampaikan bahwa Sebagaimana Rasululloh Saw menyampaikan bisyarah tentang di taklukannya dua kota besar, kemudian salah seorang sahabat Nabi saw., Abu Qubail, pernah bercerita: Ketika kami sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, dia ditanya, “Kota manakah yang akan ditaklukan terlebih dulu; Konstantinopel atau Roma?” Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian ia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah saw., beliau ditanya: “Di antara dua kota ini manakah yang akan ditaklukan terlebih dulu: Konstantinopel ataukah Roma?”

Beliau menjawab:

«مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلًا يَعْنِي قُسْطَنْطِينِيَّةَ»

 “Kota Heraklius ditaklukkan lebih dulu, yaitu Konstantinopel.” (HR Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim).

Bisyaroh atau kabar gembira itu terealisir di tangan pemuda bernama Muhammad al-Fatih yang usianya belum genap 21 tahun, dia telah dipersiapkan dengan baik sejak masa kanak-kanaknya. Bapaknya, Sulthan Murad II menaruh perhatian besar kepadanya. Ia menjadikan Muhammad al-Fatih belajar kepada para ustadz terbaik dimasanya, termasuk Ahmad bin Ismail al-Kawrani yang disebutkan oleh as-Suyuthi sebagai pengajar pertama al-Fatih dan gurunya Syekh Aaq Syamsuddin”.

Orasi 1 disampaikan oleh da’i muda Banyuwangi Ustadz Taufikurrohman, dia menyampaikan paparan sejarah tentang penaklukan Konstantinopel. Pada akhir orasinya, beliau mengajak audiens, apakah Anda semua siap untuk menyongsong bisyaroh Nabi saw yang kedua yakni menaklukkan kota Roma? Dengan semangat mereka menjawab “siaap!” disertai takbir.

Pada sesi berikutnya adalah dengan memviralkan momen peringatan penaklukan Konstantinopel tersebut di media sosial.

Orasi terakhir disampaikan oleh Ustadz H. Sholihin tentang Hikmah dari penaklukan Konstantinopel bahwa bisyarah Rasulullah saw tidak hanya sebuah janji, tetapi juga memberikan semangat kepada kaum muslimin agar berjuang mewujudkan janji dari bisyaroh itu. Bisyaroh pertama telah terwujud setelah 800 tahun penantian akhirnya penaklukan kota Konstantinopel telah ditaklukkan oleh kaum muslimin, kini tinggal bisyaroh kedua yang belum terealisasi oleh kaum muslimin yaitu ditaklukannya kota Roma, seiring dengan bisyaroh akhir zaman  yakni dengan  tegaknya Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Siapkah Anda berjuang bersama meraih bisyarah Rosulullah saw yang kedua yaitu Menegakkan Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah dan menaklukkan kota Roma? Takbir !!!” pekik orator. Selanjutnya acara ditutup dengan doa. (AR)

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *