Peringatan Nakba, ILKI Tekankan Urgensi Tegaknya Khilafah

Mediaumat.id – Peristiwa diusirnya warga Palestina dari kampung halaman mereka oleh entitas penjajah Yahudi Israel pada 15 Mei 1948 silam yang dikenal dengan istilah Nakba (bencana/malapetaka), harusnya mampu mengingatkan umat betapa kaum Muslim saat ini membutuhkan khilafah, institusi pemersatu dan pelindung.

“Begitulah umat Islam ketika mereka kehilangan institusi pemersatu mereka dan pelindung mereka,” ujar Direktur Institut Literasi Khilafah dan Indonesia (ILKI) Septian AW kepada Mediaumat.id, Rabu (17/5/2023).

Ketika itu, ungkapnya, lebih dari setengah juta warga Palestina kehilangan rumah, tanah, dan harta benda. “Ada sekitar 700 ribu orang Palestina menjadi pengungsi setelah konflik yang terjadi antara negara-negara Arab seperti Yordania, Mesir, kemudian Suriah, dan mereka melawan Israel,” paparnya.

Jelasnya, tambah Septian, pasca keruntuhan Khilafah Utsmaniah pada 1924, khususnya umat Islam di Palestina, selanjutnya dikuasai oleh kaum kafir dalam hal ini entitas penjajah Yahudi. Sehingga bermula dari situ, terjadilah peristiwa Nakba.

Untuk diketahui, sebelum entitas penjajah Yahudi tersebut bercokol, Inggris yang memenangkan Perang Dunia Pertama dan berhasil meruntuhkan Khilafah Utsmaniah, menguasai wilayah Palestina.

Artinya, peristiwa yang secara harfiah berarti katastrofe atau malapetaka besar yang datang secara tiba-tiba, ini tak lepas dari kondisi negeri Palestina di tahun-tahun sebelumnya.

Di sisi lain, dalam konteks kekinian, kata Septian mengapresiasi, peringatan Nakba yang biasanya diisi dengan acara-acara seperti demonstrasi menuntut hak atas tanah air bagi rakyat Palestina, juga dilakukan di seluruh dunia.

Ia berharap, momen peringatan ini semestinya bukan sekadar persoalan simpati atau solidaritas saja. Lebih dari itu, perlu pemahaman di balik malapetaka tersebut.

“Perlu pemahaman di balik peristiwa Nakba ini kemudian mengklik atau mengaitkan dengan peristiwa-peristiwa besar sebelumnya,” harap Septian.

Dengan kata lain, momen ini juga seharusnya mampu mengingatkan umat untuk bisa mencari solusi alternatif untuk menyelesaikan konflik tersebut. “Peringatan hari Nakba ini juga menyadarkan kita untuk mencari solusi hakiki atas masalah Palestina ini,” tandasnya.

Sebab dari pembelajaran sejarah semestinya umat bisa melihat bahwa wilayah dengan nama klasik Negeri Kan’an ini selalu dikuasai oleh orang-orang kafir ketika umat Islam tidak memiliki institusi keislaman yang kuat.

Sebutlah hari ini, tengah terjadi perampasan wilayah oleh entitas penjajah Yahudi, atau kata Septian, sebelumnya dikuasai Inggris, dan sebelumnya lagi Pasukan Salib juga pernah berkuasa di Palestina.

Lantaran itu, kepada para penguasa negeri Muslim saat ini ia berharap, untuk bisa melihat dengan kejujuran bahwa masih banyak saudara Muslim mereka yang terkatung-katung karena kemiskinan, penindasan yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi.

“Begitu juga seharusnya mereka (penguasa negeri Muslim) juga tidak berbaik hati atau bermanis muka dengan negara Israel,” tegasnya menambahkan.

Adalah sang khalifah, sebutan penguasa kekhilafahan dengan metode kenabian yang selalu ia rindukan untuk membebaskan Palestina dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya dari intervensi atau cengkeraman negara-negara kafir.

Tentunya juga, khilafah berikut sosok sang khalifahlah yang nantinya memiliki keberpihakan tegas dan jelas terhadap umat Islam, terutama Palestina. “Semoga Allah SWT memenangkan umat Islam, segera,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: