Peringatan Isra’ Mi’raj 1440 H: Istiqomah Menyampaikan Kebenaran Islam untuk Menegakkan Khilafah

 Peringatan Isra’ Mi’raj 1440 H: Istiqomah Menyampaikan Kebenaran Islam untuk Menegakkan Khilafah

Ahad, 17 Maret 2019 masyarakat Mojokerto turut mengadakan Tabligh Akbar serentak yang juga dilaksanakan di puluhan Kota di Indonesia. Agenda Tabligh Akbar ini mengambil tema “Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Sebuah Momentum Kebangkitan & Persatuan Umat”

Acara ini dihadiri ratusan kaum muslimin dan muslimah dari seluruh Mojokerto. Turut pula hadir para kyai, ulama, tokoh masyarakat, mahasiswa, guru, dosen, pengusaha dan pengacara.

Acara diawali dengan pembacaan Al Quran oleh al Hafidz ust. Kholili, dilanjutkan sambutan dari ketua Panitia Isra’ Mi’raj Ust. Indra Dharmawan.

“Sejak runtuhnya khilafah pada nasib umat Islam seperti anak yatim. Umat Islam Palestina dibantai, kaum muslimin Suriah digempur, kaum muslimin Rohingya diusir, muslim Uighur disiksa, dan yang terbaru umat islam Selandia baru ditembaki saat beribadah. Hal ini karena kaum muslimin tidak memiliki ‘Junnah’ perisai yang melindungi, yaitu Khilafah. Karena itu kita mengadakan Tabligh Akbar ini untuk mengingatkan kewajiban menegakkan khilafah. Karena merupakan Tajul Furudh atau Mahkota Kewajiban.”

Cendikiawan Muslim Ust. Rizki Dwi Hartanto M.Pd, menyampaikan dalam orasinya

“Jika kita menginginkan umat islam kembali berjaya. Sudah saatnya kita menegakkan khilafah Islamiyyah. Karena hanya khilafah yang bisa melindungi kaum muslimin, menegakkan hukum Islam secara kaffah dan mengemban dakwah ke seluruh dunia”

Orasi Kedua dari Ust. Khalid Habibullah. Menyampaikan kondisi terkini kaum muslimin bahwa kemarin di masjid Al Noor kaum muslimin ditembaki oleh kafir ekstrim white power.

“Jika khilafah itu tidak penting, adakah jalan yang bisa menghentikan keadaan saat ini yang akan melindungi harta dan nyawa kaum muslimin? Jika kita masih menjauh dari penerapan hukum Islam jangan dikatakan derita ini akan berakhir karena derita ini sudah menjadi sistemik”.

Kalimatul Minal Ulama dari Ulama dan tokoh masyarakat Mojokerto,
H. Sudjono Ariyanto menegaskan
“kita memiliki kesempatan jihad paling afdhol yaitu menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar kepada penguasa yang dzholim. Kita harus mengawal dan membela ulama, ustadz, dan kyai kita. Istiqomah menyampaikan kebenaran Islam untuk menegakkan khilafah.”

Kalimatul minal Ulama kedua disampaikan pengasuh pondok Pesantren Al Mukhlisin, Wonoploso. Al Muqarram Kyai Joko Santoso. Beliau berpesan,

“Khilafah disepakati para ulama sebagai ajaran islam. Tapi jika ada orang mengaku Islam tapi membenci khilafah itulah orang munafik. Memunculkan khilafah ini bukan tugas kelompok atau ormas tapi tugas seluruh umat Islam”.

Kalimat penutup di sampaikan Advokat Muda dari LBH Pelita Umat Bapak Harinoko. S.H beliau menyampaikan bahwa kita harus bisa mengambil peran penting dalam dakwah walaupun dibawah bayang bayang persekusi dan intimidasi.

“Ini adalah ‘The Beginning Of The End’ Awal dari berakhirnya Demokrasi. Sebagai jamaah yang disatukan aqidah Islam harus menyadari Syariah tidak akan tegak tanpa Khilafah dan kita harus mengambil bagian dalam mendakwahkannya.”

Acara ini juga dimeriahkan pembacaan puisi dan teatrikal Bendera Tauhid Arroya dan Al Liwa oleh anak anak.

Acara ini berlangsung khidmat dan meriah ditutup doa oleh ustad Budi mujahid. []

Sumber: shautululama.co

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *