Mediaumat.id – Menanggapi seorang perempuan yang mencoba menerobos masuk ke istana dengan mengacungkan pistol ke Paspampres, Peneliti Indonesia Justice Monitor (IJM) Dr. Muh. Sjaiful, S.H., M.Hum. menyatakan bahwa itu sebuah kejanggalan dan narasi yang dibuat-buat.
“Saya kira pemberitaan kemarin itu, seorang perempuan yang mengacungkan pistol kepada Paspampres, kesimpulan saya itu adalah sebuah kejanggalan, dan itu adalah narasi yang dibuat-buat,” tuturnya dalam acara Kabar Petang: Menyoal Framing Sepihak BNPT Mengaitkan Wanita Berpistol dengan HTI, Kamis (27/10/2022) di kanal YouTube Khilafah News.
Menurutnya, memasuki area di Istana itu penuh dengan penjagaan yang sangat ketat dan itu harus ada beberapa standar operasional yang harus dilakukan oleh seseorang ketika masuk ke istana.
“Jadi, artinya itu kejanggalan. Mana mungkin, apalagi seorang wanita yang mengacungkan pistol di depan Istana Negara, apakah itu dibiarkan saja? Tentu itu tak masuk di akal,” ungkapnya.
Ia menilai, bahwa itu adalah narasi yang dibuat-buat atau karangan yang dibuat-buat, karena prosedur yang ditempuh oleh Paspampres untuk menjaga keamanan Presiden, penjagaan lingkungan Istana itu sangat ketat.
“Dan itu tidak main-main, 24 jam pengawasannya itu,” tegasnya. Sehingga, lanjutnya, siapa pun yang masuk akan bisa terdeteksi.
Fitnah Tak Berdasar
Sjaiful menyatakan adalah fitnah yang tidak berdasar kalau itu dikait-kaitkan dengan sebuah organisasi yang dicabut badan hukum perkumpulannya (BHP) oleh pemerintah (HTI).
“Saya kira ini tidak ada hubungannya, karena begini, ketika kita ingin mendakwa, mentersangkakan seorang itu atas peristiwa hukum dengan latar belakang yang ada, kan itu ada yang namanya dalam ilmu hukum disebut dengan kausalitas,” terangnya.
Nah, sambungnya, di mana kausalitasnya antara perempuan ini dengan HTI, “Itu kan tidak ada,” tegasnya lagi.
Terkait perempuan itu suka mengunggah konten yang dituduh pemerintah radikal juga, tidak bisa disimpulkan sebagai hubungan kausalitas. “Hubungan kausalitas itu adalah hubungan yang harus dilihat secara konkret dan harus betul-betul masuk akal dalam pembuktiannya. Jadi, saya kira narasi yang mengaitkan bagian dari HTI, saya kira itu tidak berdasar dan itu sebuah fitnah,” pungkasnya.[] ‘Aziimatul Azka