Perempuan, Hamba Allah yang Mulia sebagai Anak, Istri dan Ibu
Kedudukan perempuan di hadapan Allah SWT mulia karena ia berperan sebagai anak, istri dan ibu.
“Perempuan sebagai hamba Allah yang mulia. Mulia sebagai anak, istri, dan ibu,” terang Ustadzah Ummu Raisa dalam Kajian Muslimah Tematik, Wanita Berkarir Surga, Ahad (1/12/2024) di Bojongsari, Depok.
Ummu Raisa pun menegaskan, kedudukan seorang wanita adalah ibu dan pengurus rumah tangga. “Sebagaimana dalam kitab Muqaddimah ad-Dustur dijelaskan, kedudukan asal seorang wanita adalah ibu dan pengurus urusan rumah (ummun wa rabbat al-baiyti). Wanita adalah kehormatan yang wajib dilindungi,” jelasnya di hadapan para peserta.
Wanita berkarir surga, lanjutnya, dapat melahirkan peradaban mulia dengan menjalankan peran domestik, dengan tugas pokok menjadi ibu serta pengatur rumah (ummun wa rabbat al-baiyti) sehingga menjadi Muslimah yang berideologi.
“Selain peran domestik, juga ada peran publik. Islam menjamin hak-hak perempuan sebagai manusia, dilindungi kehormatan, akal, harta, jiwa, agama, dan keamanannya. Dan menjamin untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Juga menjamin hak politik perempuan. Sehingga wanita dapat berkontribusi dalam membangun peradaban mulia,” lanjutnya.
Tak hanya itu, menurutnya, kehidupan domestik wanita berkarir surga, ummun wa rabbah al-bayti sebagai isteri shalihah pendamping suami yang mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Dan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam.
Ummu Raisa juga menegaskan, ada ketentuan syariat kehidupan publik wanita dalam hal aurat yang harus dijaga, make-up, parfum, berperilaku, mempunyai rasa malu, dan selalu bersyukur.
“Dengan ketentuan syariat tersebut, kita harus meyakini bahwa kemuliaan perempuan hanya terwujud ketika mengikuti ketetapan syariah, bukan dengan mengikuti pemikiran selain Islam,” pungkasnya.[] Ayyuhanna Widowati