Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Masuk Nominasi Calon Penerima Nobel Perdamaian 2021, Pantaskah?
Mediaumat.news – Masuknya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed al-Nahyan sebagai nominator penerima Nobel Perdamaian 2021 karena dianggap menjadi ujung tombak normalisasi hubungan antara UEA dan Israel dinilai tidak pantas.
“Lebih tepat disebutkan ini bukanlah Nobel Perdamaian tapi Nobel terhadap mereka-mereka yang telah menumpahkan darah bagi kaum Muslimin,” ujar Pengamat Politik Internasional Farid Wajdi kepada Mediaumat.news, Jumat (27/11/2020).
Menurut Farid, apa yang dilakukan oleh Donald Trump, Benjamin Netanyahu dengan pemimpin Bahrain dan Uni Emirat Arab itu bukanlah perdamaian.
“Bagaimana dikatakan perdamaian di saat yang sama Palestina masih dijajah oleh penjajah Yahudi, pada saat yang sama tanah kaum Muslimin di sana masih dirampas, dan sampai saat sekarang ini masih terjadi serangan-serangan. Yang mana disebut letak perdamaiannya?” kata Farid.
Yang disebut perdamaian itu, lanjutnya, adalah perdamaian antara dua negara yang bertikai atau dua pihak yang bertikai, sementara Uni Emirat Arab dan Bahrain ini negara yang tidak ada sangkut pautnya dan tidak bisa mengatasnamakan Palestina.
“Jadi istilah perdamaiannya saja ini sudah salah kaprah karena itu tidak pantas ya dan Donald Trump, pemimpin-pemimpin Arab yang melakukan normalisasi itu mendapatkan Nobel Perdamaian,” tegasnya.
Menurutnya kalau Nobel Perdamaian ini tetap diberikan maka jelas sesungguhnya perdamaian ini bukanlah perdamaian sejati tapi adalah Nobel penghargaan bagi mereka yang mau melakukan hubungan diplomatik dengan Israel.
“Artinya mau mengakui pendudukan dan penjajahan Israel dan itu juga melegitimasi penjajahan dan tindakan zalim terhadap rakyat Palestina,” pungkasnya.[] Agung Sumartono
