Mediaumat.news – Meskipun Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan bahwa perang di Afghanistan telah berakhir, namun Direktur on Forum Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi mengingatkan agar umat Islam mewaspadai penjajahan Amerika dalam bentuk lain.
“Kita bisa sebutkan bahwa perang Afghanistan telah berakhir namun kita perlu mewaspadai penjajahan Amerika dalam bentuk lain baik ekonomi, politik maupun sosial budaya,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Kamis (2/9/2021).
Menurutnya, apa yang dinyatakan Joe Biden sesungguhnya adalah pernyataan untuk menyebutkan bahwa perang militer di Afghanistan berakhir namun sesungguhnya bukan berarti penjajahan Amerika akan berakhir. “Karena Amerika tetap merupakan negara penjajah,” tegasnya.
Farid mengungkap, seperti yang dinyatakan Biden bahwa keluarnya Amerika dari Afghanistan sebenarnya bagian dari exit strategy karena perang Afghanistan ini telah menyedot energi yang besar dari Amerika baik dana ataupun tentaranya. “Ada 800 ribu pasukan Amerika yang bertugas di sana, 2461 diantaranya tewas. Demikian juga sebagai yang dikatakan oleh Joe Biden ‘perang ini telah menyedot dana yang sangat besar’, tapi sekali lagi bukan berarti ini berakhir. Ini bisa dilihat dari pidato Joe Biden sendiri yang mengatakan bahwa ‘ini tentang mengakhiri era operasi militer besar untuk merangkai ulang negara lain’,” bebernya.
“Jadi seperti yang disebutkan oleh Biden bahwa ‘Amerika harus beralih dari pola pikir terkait pengerahan pasukan skala besar semacam itu’. Artinya apa? Ini merupakan bagian dari perubahan strategi Amerika. Amerika ke depan dalam misi penjajahannya tidak akan lagi mengerahkan pasukan skala besar,” tambahnya.
Namun penjajahan Amerika, menurut Farid tetap berlangsung antara lain seperti yang dikatakan oleh Biden bahwa ‘hak asasi manusia akan menjadi pusat kebijakan luar negeri Amerika’. “Karena itu, isu-isu HAM akan digunakan oleh Amerika sebagai alat penjajahannya,” ujarnya.
Demikian juga catatan penting dari pernyataan Biden bahwa ‘kita harus fokus dengan kepentingan keamanan nasional fundamental Amerika’, menurut Farid, menunjukkan Amerika tidak akan melepaskan dunia atau negeri-negeri Islam begitu saja. “Bahwa penjajahan Amerika akan tetap ada dalam bentuk yang lain itu bisa kita lihat dari pernyataan Biden bahwa dunia sedang berubah dan dia mengatakan tidak ada yang lebih diinginkan oleh Cina atau Rusia dalam kompetisi ini selain melihat Amerika terjebak selama satu dekade lagi di Afghanistan,” jelasnya.
“Pernyataan penting lain dari Biden yang menunjukkan Amerika hanya mengubah strateginya dalam pidatonya dia mengatakan bahwa ‘pilihannya adalah pergi atau meningkatkan perang ini’. Tapi dia mengatakan Afghanistan bisa dipantau dari luar perbatasan guna memastikan negara itu tidak bisa digunakan lagi sebagai pangkalan serangan terhadap Amerika. Jadi, Amerika tetap memantau Afghanistan sampai pada tingkat bahwa Afghanistan itu tidak akan mengancam kepentingan Amerika. Ini harus dibaca Amerika siap melakukan apapun termasuk serangan walaupun bukan dengan seperti sekarang mengerahkan pasukan dalam jumlah besar tapi dengan serangan-serangan pesawat tanpa awak atau menggunakan negara regional seperti Pakistan misalnya untuk tetap, apa yang dikatakan Biden, memastikan bahwa Afghanistan tidak lagi menjadi pangkalan untuk menyerang Amerika,” bebernya.
Jadi, menurut Farid, Biden sebenarnya menjelaskan bahwa ini perubahan strategi Amerika karena Amerika tidak ingin terjebak lagi di dalam perang di Afghanistan. “Dia juga mengatakan bahwa Amerika telah mengeluarkan 300 juta setiap harinya di Afghanistan sehingga sudah waktunya bagi Amerika untuk pergi,” ungkapnya.
Jadi sekali lagi, Farid menegaskan penjajahan di Amerika itu tetap berlangsung, yang berhenti itu hanya penjajahan militer yang mengerahkan pasukan besar. “Karena itu umat Islam harus memutus hubungan sama sekali dengan Amerika karena Amerika tetaplah penjajah,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it