Mediaumat.id – Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menduga korupsi pertambangan nikel ilegal di Mandiodo, Sulawesi Tenggara oleh relawan Jokowi pada pilpres 2014 Windu Ajie Sutanto mempunyai penyokong (backing) kuat di kementerian terkait serta pejabat penegak hukum.
“Patut diduga, kasus korupsi dan perampokan nikel yang dilakukan Windu Ajie Sutanto, relawan Jokowi pada pilpres 2014, mempunyai backing kuat di kementerian terkait serta pejabat penegak hukum,” ujarnya dalam pers rilis yang diterima Mediaumat.id, Selasa (25/7/2023).
Menurut Anthony, kalau tidak ada orang kuat yang menyokongnya, kasus perampokan nikel tersebut tidak akan bisa berjalan “langgeng” sampai sekian lama, sehingga mengakibatkan kerugian negara sampai puluhan triliun rupiah.
Meski dua pejabat K-ESDM sudah ditetapkan tersangka dan ditahan, serta Kejaksaan Agung telah mencopot Raimel Jesaja dari jabatan Direktur Ekonomi dan Keuangan di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel) serta dua pejabat eselon III Asisten Tindak Pidana Khusus, dan satu orang koordinator dan pegawai tata usaha karena diduga menerima suap terkait kasus perampokan nikel ini, Anthony menilai tidak cukup.
Ia meminta Kejaksaan Agung harus menyeret semua oknum yang terlibat perampokan nikel tersebut agar dihukum seberat-beratnya. Karena, selain merampok kekayaan negara, mereka turut merusak hutan dan lingkungan hidup, serta memiskinkan rakyat.
Oleh karena itu, Anthony mengatakan, Kejaksaan Agung perlu selidiki lebih dalam, siapa yang menjadi penyokong Windu Ajie Sutanto, sehingga bisa kendalikan pejabat di K-ESDM yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, serta Kejaksaan Agung tersebut.
“Rakyat berharap Kejaksaan Agung bekerja profesional, dan jangan mempermainkan hukum,” pungkasnya.[] Agung Sumartono