Mediaumat.id – Pernyataan Sekjen PBB António Guterres yang menyebut negara-negara membelanjakan lebih banyak untuk pembayaran bunga utang daripada untuk pendidikan atau kesehatan lebih dari sekadar risiko sistemik, tapi merupakan kegagalan sistemik, dinilai Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan, Indonesia masuk di dalamnya bahkan ke depannya akan semakin terjebak menjadi negara gagal sistemik.
“Indonesia ke depan akan semakin terjebak menjadi negara gagal sistemik,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Senin (17/7/2023).
Menurut Anthony, dengan UU Kesehatan yang baru, anggaran kesehatan kemungkinan besar akan terpangkas lagi, sedangkan beban bunga pinjaman akan bertambah terus. Sehingga, belanja untuk anggaran kesehatan akan jauh lebih rendah lagi dari pada beban bunga pinjaman.
Ia membeberkan, realisasi APBN 2022 untuk belanja kesehatan sebesar Rp176,7 triliun, angka itu jauh lebih rendah dari beban bunga pinjaman 2022 yang sebesar Rp386,3 triliun. “Artinya, Indonesia masuk negara gagal sistemik,” pungkas Anthony.[] Agung Sumartono