Mediaumat.info – Kencangnya laju pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua pada kuartal I-2024 yang tak mampu menguatkan daya beli masyarakat di dua daerah itu, dinilai sebagai salah satu bukti kondisi daerah kembali terjajah ‘VOC’ namun dengan gaya baru.
“Bukti, bahwa daerah kembali terjajah oleh ‘VOC baru’,” ujar Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan dalam keterangan tertulis, yang diterima media-umat.info, Kamis (16/5/2024).
Seperti diketahui, hal ini tercermin dari tingkat konsumsi masyarakatnya yang masih rendah, yakni sebesar 4,91% pada kuartal-I 2024. Sementara, produk domestik regional bruto (PDRB) secara nasional tumbuh kencang dua digit.
Makin celaka, VOC gaya baru yang merupakan kerja sama antara ‘VOC’ lokal dan asing, menurutnya justru difasilitasi para penguasa pusat. Yang berarti, pertumbuhan ekonomi di kedua daerah itu hanya dinikmati oleh para kapitalis atau pemilik modal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), wilayah Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kuartal I-2024 sebesar 12,15%. Pertumbuhannya jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11%.
Sayangnya, sebagaimana pernyataan Kepala Departemen Riset Industri dan Regional Bank Mandiri Dendi Ramdani, tingkat konsumsi masyarakatnya rendah. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi tinggi di daerah itu tidak langsung membuat rakyatnya makmur.
Terkait hal tersebut, Anthony pun mengungkapkan, kekayaan alam milik daerah dieksploitasi, kalau tidak boleh dikatakan dirampas, secara terang-terangan. Bahkan dengan dalih menggunakan undang-undang untuk kemudian menindas rakyat di daerah.
Padahal konstitusi negeri ini, khususnya Pasal 33 ayat (3), mengatakan, ‘Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’.
Karenanya, ia menyebut ‘menjajah’ bangsa Indonesia memang sangat nikmat. “Sudah terjajah, rakyatnya malah berterima kasih kepada penjajah. Tidak heran VOC bisa menjajah Indonesia dalam waktu yang sangat lama, 350 tahun,” lontarnya.
Ditambah bantuan sosial, misalnya, justru dianggap rezeki dan bentuk kemurahan hati penjajah, sehingga terkesan penjajah perlu diundang kembali untuk terus menjajah. “Selamat menikmati penjajahan ‘VOC baru’,” pungkasnya. [] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat