Penyetopan Aksi Kibar Bendera Palestina di Ka’bah, UIY: Ini Tragedi!

 Penyetopan Aksi Kibar Bendera Palestina di Ka’bah, UIY: Ini Tragedi!

Mediaumat.info – Tindakan menyetop aksi kibar bendera Palestina di Ka’bah oleh petugas keamanan Masjidil Haram belum lama ini, dinilai sebagai tragedi lain dari peliknya permasalahan di Palestina sendiri.

“Ini tragedi lain,” ujar Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam Focus to The Point: Saudi Larang Kibar Bendera Palestina? Yang Benar Aja! di kanal YouTube UIY Official, Sabtu (16/3/2024).

Terlebih, sambungnya, hal ini direspons oleh Imam Besar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Syeikh Abdulrahman al-Sudais, bahwa aksi yang dilakukan oleh salah seorang jemaah wanita ketika itu adalah sebuah pelanggaran dan meminta jemaah untuk memerhatikan aturan.

Al-Sudais menyebut Masjidil Haram adalah salah satu tempat ibadah di Arab Saudi yang bebas dari simbol-simbol politik.

“Tidak ada simbol di Dua Masjid Suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) kecuali slogan (syiar) tauhid dan labaik allahuma labaik (kalimat talbiyah). Anda datang untuk beribadah, bukan untuk mengangkat slogan dan jargon (tertentu),” sebutnya kepada Al-Ekhbariya TV yang ditayangkan di YouTube-nya, Ahad (25/2/2024).

Padahal, kata UIY lebih lanjut, syiar-syiar politik Islam yang dilakukan dari dalam masjid, sebelumnya pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. “Bukankah Nabi itu memberangkatkan dan menerima pasukan jihad itu dari masjid?” beber UIY.

Pun, ketika membaca ayat-ayat Allah, dalam hal ini Al-Qur’an, imbuhnya, banyak sekali pesan-pesan tentang pentingnya persaudaraan hingga perintah berperang, di antaranya QS al-Baqarah: 216, yang artinya:

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

“Bukankah itu semua adalah syiar-syiar politik?” tegasnya.

Maka dari itu, pelarangan aksi kibar bendera Palestina yang notabene bentuk solidaritas kepada Muslim Palestina, terkategori sikap tak wajar umat Islam terutama penguasa terhadap kenestapaan kaum Muslim, khususnya di Gaza saat ini.

“Seorang Muslim lihat kondisi Gaza (lantas) tak emosi saja, itu sudah tak wajar,” tegasnya, sembari mengaku tak habis pikir terkait sikap Imam Besar dimaksud.

Mengingat, betapa jutaan orang Palestina berada dalam kondisi dikurung dengan tembok-tembok tinggi sembari terteror berbagai ancaman, penangkapan, perundungan, penyiksaan hingga pembantaian oleh Zionis Yahudi.

Pasca peristiwa 7 Oktober 2023 lalu, Zionis menyatakan perbatasan Erez ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut, sehingga perbatasan Rafah menjadi satu-satunya jalan masuk dan keluar dari Gaza. Rafah kini juga menjadi satu-satunya akses untuk bantuan kemanusiaan yang menjadi sandaran hidup warga Gaza.

Heran

Karenanya, ia pun heran, mengapa di satu sisi umat boleh membaca bahkan bertadarus di dalam masjid, tetapi di saat yang sama dilarang ‘meneriakkan’ dan mengaitkan ayat ini dengan yang terjadi di Palestina.

“Kita tidak menolongnya itu satu kesalahan. Tapi melarang orang untuk mengekspresikan rasa keprihatinannya terhadap mereka yang sedang dizalimi itu juga suatu kesalahan,” tutur UIY.

Lantas kalaupun umat disuruh diam atas segala bentuk kezaliman yang menimpa sesamanya termasuk di Gaza, kata UIY menjelaskan, karakter ini sesungguhnya tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW.

“Boleh saja karena dia punya kuasa di situ dia melarang. Tapi saya kira umat Islam bukan hanya ada di situ, umat Islam (umat Rasulullah) ada mana-mana dan tidak boleh berhenti meneriakkan itu,” cetusnya.

Apalagi seorang penguasa yang jauh dari jalan Allah SWT, cepat atau lambat pasti jatuh juga. “Kekuasaan tidak selama-lamanya, termasuk para ulama yang menyembah kekuasaan itu juga tidak akan selama-lamanya. Dia akan berhenti di ujung usia,” tandasnya.

Demikian pula tragedi yang UIY ungkap sebelumnya. “Tragedi ini akan dicatat oleh umat siapa yang melakukannya, di mana dia melakukannya, dan yang pasti dicatat oleh Allah SWT, dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak,” pungkasnya. [] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *